Sang Aji

0 komentar
“ Kita harus putus...maafkan aku “

“ Kenapa ? “

“ Jangan banyak bertanya...hubungan kita gak bisa begini terus..aku selingkuh. Aku memilih orang yang telah dijodohkan denganku. Aku gak kuat menjalani dua cinta dalam hidupku. “

“ Maksudmu ? kamu juga pacaran sama laki-laki itu ? “

“ Maafkan aku... “

Teras.  07.00 pagi
Embun membelai sejuk dedaunan pagi ini, membiarkannya basah dan berwarna keemasan tersibak mentari. Aku mengamatinya dengan muka lusuh dan tak bergeming dari tempat dudukku.
“ Buruan Mandi Meta..biar bisa diantar sama Abangmu..”
Suara Ibu membuyarkan lamunanku dan kuarahkan kaki ke dalam rumah, tangan kananku membawa nampan yang berisikan gelas-gelas kosong sisa gerilyaku semalam. Ibu menghentikan gerakan tangannya yang tengah memainkan spatula di penggorengan. Aku hanya cengar-cengir mencucui gelas-gelas itu sambil bersenandung lirih.
“ Skalian cuci muka trus ikut sarapan anter Meta ke sekolahnya ya.. “
Aku hanya mengangguk pasrah.
Beberapa menit, setelah Ibu mengomel cukup lama mengeluhkan gerakan adek ku yang lelet  kami pun segera berangkat. Ku pacu motor kesayanganku, ya walaupun sedikit buntut tapi itu kenangan dari almarhum ayahku. Banyak memorynya.
“ Abang..Abang... “
“ Iya ? “
“ Udah putus ya ? “
Ku pelankan laju motorku
“ Itu tadi ada ceweknya ...kok diem aja ? beberapa hari juga jarang kerumah..kenapa bang ? “
Aku hanya diam saja, dan terus melaju di keramaian pagi itu, kepul asap kendaraan lain membuat mataku merah, udara pagi yang pengap juga membuat sesak nafasku..atau setidaknya tiada udara pagi yang bersih sejak kejadian itu mau masuk ke tubuhku. Tangan Meta masih memeluk erat tubuhku karna laju motorku pacu dengan semakin kencang.
“ Sudah sampai..nanti dijemput jam berapa ? “
“ Abang gak ngantor? “
Aku hanya menggeleng dan membelai kepala adek ku itu.
“ hhhmmmm....Jam 4 ya, nanti masih ada tambahan pelajaran soalnya. Ya Bang...jangan sampai telat lo ya..angkot kan susah kalo sore... “
“ Sip..beres deh..rajin ya belajarnya..”
“ Ok...ati2 ya Bang...jangan ngebut ! “
Sampai dirumah.
“ Buruan mandi biar fresh kamu... “ sela Ibu ketika baru saja kumasukkan motorku ke dalam garasi.
Langsung menuju kamar mandi, membiarkan air dingin mendinginkan sekujur tubuhku yang panas..terluka karena dia. Dia, gadis yang telah merajut cinta denganku selama 3 tahun tapi menjalin cinta lain dibelakangku. Masih sering teringat, perpisahan kami yang mengharu biru dan menyakitkan. Dan akan aku lupakan..
3 hari yang lalu
 
Air dingin dari kran mengucur terus membasahi tubuhku yang kering..cukup lama aku terdiam dibawah kucuran kran itu, membiarkan air mata ini mengalir sendiri tersedu aku menangisi dia.
“ Jadi nanti, Meta kamu jemput jam braja Ji?? “
Ku sulut rokok ku di meja makan, menghembuskan asapnya ke udara, menghela nafas panjang.
“ Hmmm jam 4 bu..ingetin ya...takut lupa soalnya “
“ Kamu gak ke kantor ? sudah 4 hari lo... “
“ Iya, Aji cuti 1 minggu bu..Aji mo resains dari sana..mo ganti kerjaan “
“ Kenapa ? cari kerja sekarang susah lo... “
Belum sempat membalas, ibu menyodorkan sebuah kotak kardus yang cukup besar dan selembar amplop. Ibu beranjak dari tempat duduknya dan menepuk bahuku. Ku amati kotak itu, dan membuka amplop warna coklat keemasan itu.
Hancurnya bukan main. Amplop itu adalah undangan pernikahan mantan pacarku dan kini akan menikah dengan atasanku di kantor. Yang benar saja..jadi selama ini aku dianggap sebagai selingkuhannya. Apakah dunia sudah terbalik ? ketidak adilan apa ini ? gerutuku berkali. Dan ketika ku buka kardus itu, ternyata itu adalah barang-barang pemberianku kepada mantanku itu. Sungguh remuk redam rasanya.
Yang juga menyakitkan dari isi dari surat itu adalah, dia bilang..mantanku itu gak akan bilang ke suaminya jadi aku gak akan dipecat. So...kenapa kalau dipecat haaaaaaaa????????
Ku pacu motorku membelah jalan siang itu..menggelandang, memecah penat dan mengundang celaka. Derai air mata ini tak terbendung...siang yang terik. Membuatku terpaksa menghentikan motorku disebuah taman. Duduk termangu membelai waktu tak menyadari disampingku ada sosok manusia lain.
“ Mau minum ? “ gadis itu memberiku sebotol minuman dingin. Tanggannya putih terkena matahari. Tanpa basa basi ku trima minuman itu dan meminumnya dengan lega. Dan ketika mataku terbuka dan gadis itu lenyap. Sosoknya hilang dibalik pepohonan di taman itu. Kuikuti langkahnya.
“ Eh..makasih ya “
 Gadis itu tersenyum manis kearahku..mengangguk dan kembali berlalu.
“ Gue Aji...kamu mo kemana ? “
Dia hanya tersenyum terus berlalu. Aku makin dongkol dan ku tarik lengannya dengan kasar. Hingga dia menyeringai kesakitan. Sadar genggamanku terasa menyakitkan..aku hanya cengar-cengir melepaskannya. Dia lalu duduk lagi di tengah taman dekat kolam air mancur. Memberikan tanda padaku untuk duduk disebelahnya.
“ Aku itu, adek tingkat kamu dulu..masak lupa sih ? aku Rakastiwi..di Mapala ? gunung Bromo...” matanya berkedip-kedip
Reflek...aku jitak kepalanya, dia hanya cengar cengir menahan sakit. Tawa kami meledak..
“ Lama gak ketemu ya...kok kamu masih inget aku..? “
Dia menunjuk bekas luka sayatan di lenganku sebelah kiri, bekas luka dengan beberapa jahitan. Dan dia kembali tersenyum.
“ Maaf atas itu ya “
Aku hanya tersenyum dan mengamatinya dari ujung kaki sampai kepala. Dia kini berbeda, aku menyuruhnya berdiri dan aku berdiri disebelahnya mengukur tingginya.
“ Kamu udah tinggian sekarang..ya kan marmut...”
Wajahnya bersungut-sungut...memukul lenganku dengan lembut dan ketika kembali akan duduk..dia hampir terjatuh masuk kolam buru-buru kutarik lengannya namun kakinya malah refleks menendang kakiku hingga akhirnya kami terjatuh terduduk. Kepala kami saling terantuk dan kami meringis kesakitan.
“ Kamu gak papa ? apa yang kamu bawa itu ? “ aku merebut sebuah scrapbook warna kecoklatan dari tangan kirinya tapi dia berusaha untuk meraihnya lagi
“ Bukan apa-apa...” dengan sedikit wajah gusar, dia menyembunyikan scrapbook itu dibelakang tubuhnya hingga beberapa foto usang berjatuhan ditanah.
Aku mengambilnya..mengamatinya..
“ Itu foto-fotoku Tiwi.. “ dia hanya tersenyum, merainya lagi memasukkannya ke dalam scrapbook. “ Kamu masih menyimpannya ? coba aku lihat “ akhirnya dia memberikannya.
“ Aku masih menyimpan itu,,semua tentang kita, maafkan aku..seharusnya kita gak ketemu lagi ya..” ku lihat derai air matanya berlinang
Aku masih terdiam mengamatinya..dalam benakku, bagaimana dulu bisa kutinggalkan dia dan sekarang aku yang terluka..sebenarnya rasa itu pun tak pernah benar-benar pergi. Tubuhnya beranjak dari tempat duduknya, segera ku tarik lengannya dan membiarkan tubuhnya dalam pelukanku sekarang.
“ Maafkan aku..maafkan.. “
“ Aku gak bisa benar-benar memulai lagi selain dengan kamu.. “
“ Beri aku kesempatan..rasa itu gak pernah benar-benar pergi “
Jam tanganku menunjuk ke pukul 03.45. dan aku harus segera menjemput Meta
“ Meta..Tiwi..Meta “
“ Meta? “
“ Aku harus jemput Meta...kita ketemu lagi disini..besok “
Senyumnya terlukis dengan jelas..
“ Aku gak akan kemana-mana kok “
Rasanya lega banget...
Baca selengkapnya »
 

Copyright © 2012 • Piece ♥f SHA