Cerita baru dimulai,
Gimana sih
rasanya jatuh cinta ?
Pertanyaan
seperti itu mulai terpatri di hatiku sejak 2 bulan lalu. Sejak hujan turun
begitu saja tanpa ada
pertanda. Padahal hari itu matahari sangat terik dan
panas.
“ Ya
ampuuuuuun.... kenapa bisa tiba-tiba hujan turun sih ? “
Mempercepat
langkah menuju halte terdekat. Berdesakan di halte ini. Anak sekolahan, penjual
gorengan, loper koran, ibu-ibu PNS, pengamen, tukang bakso yang kebanjiran
order sibuk jadi satu di halte sempit ini.
Dan aku termangu di sudut, memainkan
rambut yang setengah basah.
#play : lady
antebellum : need you now
Memasang
headset dan mengamati awan yang berderet berubah menjadi kelabu..lama-lama
menjadi hitam. Lagu itu masih mengalun sayup-sayup.
Bis-bis kota
berlalu sangat liar...ku mengacuhkannya. Sengaja. Rasanya malas untuk pulang
dengan baju setengah basah seperti ini. Memilih menikmati hujan walau di halte
ini hanya tinggal loper koran dan penjual bakso yang tersenyum sumringah
menawarkan baksonya padaku. Dengan sedikit gelengan kepala dariku penjual itu
lalu mengangguk dan mengeluarkan uang dari sakunya. Senyumnya melebar..uangnya
tertempel di dadanya.
Rasa-rasanya
bajuku ditarik oleh seseorang..dengan berdebar, kubalikkan tubuhku. Dan ada
seseorang disana mengangkat alisnya tinggi-tinggi membuat melorot kacamata yang
dipakainya. Cowok berkemeja kotak abu-abu seperti menggerutu, mengumbar
kata-kata padaku. Aku hanya menggeleng dan mengacuhkannya.
“ Mbak...rambutmu
itu lo..ganggu banget....” katanya sambil mencopot headset yang aku pakai lalu
sekilas pergi menjauh.
“ Aduh..sakit
tau....yang sopan dong. “ gerutu ku dengan nada tinggi
“ Mbak yang
kurang sopan duluan..kira-kira dong kalau mau ngeringin rambut. “
“
Ish....sebelnya..bukan main. Terserahku dong, mau gimana-gimana...emangnya
ganggu kamu apa ? “
“ Cewek aneh
! tauuuuuuuuuuuuuuuuu!!! “
Ups,,
wajahku langsung memerah. Mengamati kanan kiri, pandangan jadi kabur kepala
kliyengan.
“ Sory deh
bang “
“ Bang?? (
nunjuk ke arah tukang bakso ) tuh..abang tukang bakso..”
“ Mana aku
tahu kalau kamu disitu “
“ Ya jelas
gak tau..kamu sibuk sama dunia kamu sendiri..”
“ Kenalin...
gue Teta..sory ya... mau makan bakso ? ”
“ Lu
pikir...bakso ? hmm..ok dah... “ jemarinya membentuk angka V di udara, segera
saja abang tukang bakso makin sumringah. Senyum kami pun terkembang juga. J
Hujan kali
ini..mengantarkanku dekat denganmu..tanpa tau kamu...
“
Dih,,,girang sendiri pagi-pagi gini.. ada apa sih ? ditembak ? “
“ Ih,,,,kamu
tuh, jangan nyindir dong..kamu tau aku anti banget gituan.. “
“ Jangan
cemberut...ada apa ? “
“ Seminggu
yang lalu. Di halte ini, waktu hujan rintik-rintik gitu,,aku mah ketemu sama
cowok paling yahut dah...”
“ O ya?
Serius lo....mana ada sih ? disini yang mangkal palingan tukang bakso itu,
loper koran sama pengamen..loe salah liat kali... “
“ Ih...seriusan
nih...gue juga pernah makan bakso juga sama dia..lo gak percaya, tanya aja tuh
sama abangnya. “
“ Iya
deh...namanya sapa sih ? rumahnya ? kuliah dimana? Jurusan apa Teta?
Jangan-jangan satu kampus juga sama kita? Kan lumayan tuh Tet..jadi kamu gak
Cuma terkenal jadi Miss non tembak. Hahahahhaha “
“ Tega
banget lu ya....seneng nih temennya dikatain gitu...”
Risa masih
menahan tawanya..sejurus kemudian bis ke arah kampus kami pun datang. Seminggu
yang lalu menyenangkan..
Hujan turun
lagi,
Dan aku
sudah ada di halte ini. Halte yang sama ketika 3 minggu yang lalu aku bertemu
dengannya. Ya, berharap-harap cemas bisa jumpa lagi dengannya. Oh
Tuhan...setidaknya kali ini saja..biarkan cinta tak hanya mampir
padaku..biarkan aku juga menjadi pemuja cinta seperti orang-orang yang dimabuk
cinta.
Lama-lama..menanti,
hujan mulai reda, abang bakso sudah menutup dagangannya, loper koran juga telah
selesai membungkus dagangannya. Dan mereka berjalan beriringan keluar dari
halte ini. Tinggal aku sendiri. Ku pasang headset ku.. dan memutar memejamkan
mata.
Ku rasakan,
ada seseorang yang baru saja duduk disebelahku, wanginya tersaji begitu
saja..mengalir masuk dalam tiap sel-sel tubuhku..melekat mungkin mengendap.
Buru-buru ku buka mata melepas headsetku. Senyumku terkembang.
“ Udah lama
disini ? nungguin sapa ? kan udah gak hujan ? Teta ? “ tanya dengan senyum
manis tersaji untukku.
Dia beranjak
berdiri dan melangkah menjauh dari tempat dudukku.
“ Hei...tunggu
dong..mau anterin aku pulang ? “
Dia hanya
tersenyum, melepas jaket abu-abunya dan menyerahkannya padaku. Aku memakainya
tanpa banyak berkata-kata. J wanginyaaaaaaaaaaaaaaaa...
Sepanjang
jalan..obrolan tercipta begitu saja...mengalir apa adanya..begitu banyak tawa
yang terbuang..
“ Teta....”
tiba-tiba laju kakinya melambat...wajahnya menunduk..air mukanya berubah
“ Iya, kamu
kenapa ? sakit ? masuk angin ? “ tanganku mencekengkram lengannya. Begitu kurus
dia malam ini, matanya tiba-tiba sayu...
“ Aku minta
maaf,, aku sa.... “ mulutnya tak bisa terucap lagi..
“ Kamu
kenapa ? “ mataku mulai berkaca-kaca..sesak menghampiriku begitu saja
Lengannya
berubah dingin....melayang...tubuh kami melayang...aku merasa...apa cinta
seperti ini ? jika cinta ingin diucap..apakah rasanya seperti ini ? batinku
mulai menebar tanya kemana-mana. Ada cahaya putih yang mulai menyoroti tubuh
kami yang melayang. Di jalan raya ini, seakan tak berpenghuni, sepi dan hanya
ada aku dan dia yang entah sapa namanya.
Hei...kemana
semua orang ? ingin rasanya aku berteriak..tapi tak bisa. Tubuhku diraihnya dan
dipeluk dengan kuat olehnya. Entah...mata ini tiba-tiba menangis..mengalirkan
butiran-butiran hangat.
“ aku sayang
sama kamu Teta...tapi, kita gak bisa bersatu ? maafkan aku.. setelah aku
nyatain perasaan ini sama kamu. Aku bakalan gak ada Teta...selama ini aku Cuma
bisa mengamati kamu dari jauh. Aku sebenarnya ada tiap kamu cari aku. Tapi
wujudku gak bisa kamu lihat. Kamu Cuma bisa rasain aku. “
Jantungku
berdegub makin cepat...apa-apaan ini ? apa kemajuan IT bisa secepat ini ?
membuat manusia melayang begitu lama dan semakin tinggi ? mataku masih
mengamati sekitarku. Pohon-pohon makin menjauh dan semakin kecil. Masih dalam
pelukannya.
“ Maksud
kamu apa ? kamu siapa ? “ tanyaku dengan
terisak
“ Aku sayang
kamu Teta...tapi keadaanku tidak bisa denganmu..jangan banyak
bertanya...dengarkan aku..sebulan setelah hari ini. Aku akan datang lagi
padamu. Dengan seutuhnya aku. Temui aku secepatnya. Kamu dengar itu Teta...aku
gak mau kehilangan kamu Tet...waktuku gak banyak...”
Lama-lama
tubuhku menjauh darinya..sinar putih masih menyoroti tubuhnya..sedang tubuhku
seakan turun begitu cepat. Tanganku ingin meraihnya..tapi tak bisa. Sungguh tak
bisa...aku berteriak memanggilnya yang entah sapa namanya.. Tuhan..cinta macam
apa ini yang tersaji untukku..
Aku menangis
putus asa di tengah hujan.
Kejadian itu
berlalu begitu cepat...aku masih dengan setia menunggunya..masih tak mengerti
dengan semua perkataannya. Ku bertanya-tanya..tapi tak menemukan jawabannya.
Dan entah, kenapa tukang bakso itu dan loper koran juga lupa dengan dirinya.
Padahal mereka terlihat akrab dulu.
“ Ada apa
ini ? “
Hujan,,
hujan turun begitu saja tanpa ada pertanda. Padahal hari itu matahari sangat
terik dan panas.
“ya
ampuuuuuun.... kenapa bisa tiba-tiba hujan turun sih ? “
Mempercepat
langkah menuju halte terdekat. Berdesakan di halte ini. Anak sekolahan, penjual
gorengan, loper koran, ibu-ibu PNS, pengamen, tukang bakso yang kebajiran order
sibuk jadi satu di halte sempit ini. Dan aku terpatri di sudut, memainkan
rambut yang setengah basah.
#play : lady
antebellum : need you now
Memainkan
rambut ku yang basah. Disampingku duduk seseorang. Wangi yang aku kenal..kemeja
yang pernah aku lihat. Dan cowok berkacama dengan mata sayu. Melempar senyum
yang aku ingat. Tapi aku mengacuhkannya...walau roll-roll film masa lalu itu
terulang begitu saja. Dan aku berjalan menjauh ditengah rintik air langit
dengan samak langit yang gelap. Langkahku makin ku percepat. Tak ingin terulang
kejadian yang lalu. Air mata ini
mengalir bersama hujan.
“ Gue Niko,
Tetaaaaaaaa “ teriak seseorang dari
belakang. Langkahku melambat. Menunduk sedih, mungkin hanya seru angin saja.
Tak kuperdulikan teriakannya dan semakin berjalan menjauh dari halte itu.
“ Kamu mau
kemana ? aku gak akan hilang lagi. Aku
sudah utuh sekarang. Teta aku sayang sama kamu . “
“ Aku tahu,,
itu kamu Niko “ senyum ku terkembang. Tangannya menggengam tanganku erat.
Niko, teman
satu kampusku,
dan....Cinta kami bermulai dari hujan,,
J