apa kabarnya kamu ??

2 komentar
kamu...

kamu...

satu kata, penuh arti bagiku...

*
dan,, apa kabarnya kamu ??
masih kah di satu langit yang sama denganku ??
masih suka denger jangkrik gak??

atau terkadang...ketika aku bener-bener kangen sama kamu,,aku cuma bisa berharap2 cemas..
berharap kamu juga begitu denganku...

*

aku pernah cemburu,,,
pada kupu-kupu...bermain dengan riang ditanganmu...
bergelayutan manja di pundakmu..

*
coba kamu bisa tolongin aku..
setidaknya... " say hallo "

*
rindu itu gak enak...
kangen,,,
kangen,,,

*
still with me ?? or go away ??

*
apa kabarnya kamu ???
sungguh...
jika aku bisa berada ditempat yang sama denganmu setiap saat...
tak akan rindu menggelayuti benak ku seperti hari-hari ini dan lalu...


Baca selengkapnya »

Sayang bangeeet....

0 komentar


Hari terakhir di kampung Doni.

Dan sejak kejadian itu pula, Bitha tak lagi tahu tentang Doni dan Naya. Dan Bitha juga tak ingin tahu tentang hubungan antara Doni dengan Naya, yang dia ingat betul betapa kuat usaha Naya untuk mendapatkan Doni, padahal Naya juga tahu keadaan Doni, Bitha bertambah kecewa karena Bitha tak seberani Naya untuk memperjuangkan perasaannya pada Doni. Dan pikiran-pikiran itu, membuat Bitha menangis di kaki senja di kampung ini.

Tiba-tiba Doni berada disampingnya, menggenggam tangan Bitha dan merangkulnya. Mata Doni dan Bitha beradu, deras air mata Bitha mengalir.
“ Kapan kamu berhenti menangis? “
Bitha terduduk lemas dengan wajah tertunduk di tutupi tangannya. Dan masih menangis.
“ Kamu nangisi siapa ? kenapa kamu ? aneh nangis sendiri ! “
Bitha semakin menangis, ditariknya tangan Bitha hingga membuat Bitha berdiri dengan wajah yang tertunduk Doni mengangkat wajah Bitha. Memeluk tubuhnya.
“ Inilah aku, still with me? Or go away ? “

Bitha melepas pelukan Doni, memandang Doni yang terperanjat kaget melihat gerakan reflek Bitha yang melepaskan pelukannya.
“ Gadis itu gimana? “ Bitha meletakkan tangannya ke dada Doni dan sambil beruraian air mata
“ Maafkan aku, aku hanya membantunya “
Doni kembali memeluk tubuh Bitha, tubuh keduanya tampak bercahaya karena tersirami warna jingga dari senja.

H.E.N.I.N.G
Keduanya melebur dalam perasaan yang dalam.
Hp Doni bergetar, satu pesan masuk.
From : Naya
Sayang, temui aku malam ini  J

Mata Bitha terbelalak membaca sms itu, dia mengernyitkan dahinya dan berjalan menjauh.
Doni menunduk,
“ Kamu...ngebantu apa ? “ tanya Bitha dengan suara rendah
Tubuh Doni menjauh..

“ Aku gak ngerti kamu sekarang...kamu bertanya... still with me? Or go away ? dan penjelasan apa yang ku dapat ? nothing...Nooool Besar Don...”
Tubuh Bitha menghilang di telan senja. Dan ketika Doni berbalik..Bitha sudah hilang.
Masih tak percaya, kejadian yang baru dialaminya. Dan ternyata ini nyata. Bodohnya Bitha merasa seluruh dunia menertawakannya. Meninggalkan Juna untuk yang lebih baik dia fikir. Dan ternyata...memang Juna yang terbaik. Ah, lagi-lagi Juna..Juna dan selalu dia..tapi kenyataannya disaat Bitha sangat perlu tempat berbagi duka, Juna yang tanpa sengaja hadir begitu saja. Dan Juna juga yang menyelamatkan Bitha dari aksi perampokan di rumahnya dulu. Kemana Doni ?

“ Ah, Doni memang sukanya main-main..nolong apaan itu ? aku Cuma dibohongin terus.. “ air matanya kembali terurai.
Diraihnya HP dan dengan cepat dia memencet nomor Juna..pilihan
Telpon ? gak ya?
Telpon ?
Gak ?
Telpon ?
Gak ?

Dering hp berbunyi dari Hp Bitha, di layar phonecell nya terlihat : Juna. Astaga..kenapa selalu orang ini  yang ada ? dan pilihan kembali mengelitik batik Bitha
Angkat ? gak ya?
Angkat ?
Gak ?
Angkat ?

“ Ah..biarin dulu aja lah..gak enak juga ntar keseringan ngobrol sama dia. Gak enak juga sama ceweknya. Tapi siapa sih ceweknya ? “
Rupanya, nada dering Bitha kembali berbunyi dan masih dari orang yang sama. Akhirnya Bitha mengangkat telpon itu.

“ Bitha,,,lama amat angkatnya ? “
“ Iya maaf, masih dikamar mandi. Ada pa Jun ? “
“ Aku jemput kamu sekarang ya...ini penting banget ! kamu tunggu sebentar. 5 menit lagi..aku sampek kok..ni tinggal lampu merah satu lagi dah masuk komplek kamu. Tungguin “

Klik!

Bitha mengamati layar HP nya, bingung. Dia segera mencuci mukanya yang terus berlinang air mata. Dan, benar juga gak sampek 5 menit Juna sudah menunggu Bitha diruang tamu.
“ Tumben, mau pergi kemana sih ? “
“ Kamu gak ada acara kan ? “
“ Hhmmm....gak ada sih...”
“ Kalau gitu buruan.... “ tangan Juna menggandeng Bitha..sejenak Bitha terperanjat.

“ ,,,,, ”
“ ....... “
Hening.

Mata mereka saling beradu dan Juna melepas genggamannya. “ Sory “. Bitha hanya tersenyum simpul. Juna memacu mobilnya dengan cepat.
“ Kenapa sih buru-buru ? ada apa Juna? Kenapa gak cerita dulu sih ? “ gerutu Bitha dengan kesal
Tapi, Juna masih saja tak bergeming. Dan suasana tercipta jadi canggung. Hening . 30 menit kemudian mereka sampai di sebuah resto yang malam itu ramai pengunjungnya.

“ Kita mau makan ? jauh amat..deket rumah kan biasanya kita makan. Itu dulu sih.. “ mata Bitha menyusuri area parkir.
Matanya menangkap mobil yang terpakir tidak jauh dari mobil Juna berhenti. Sesak terasa. Dia ingat sms yang diterima Doni tadi sore.
Jangan...jangan...  L

“ Bit...kali ini, aku tahu aku salah. Tapi aku gak mau kamu disakiti lagi. “
“ Maksudnya ? “
“ ya, kamu dah liat kan..” Juna menunjukkan mobil Doni
“ Di dalem...ada orang yang kamu kenal. Sama orang yang dijodohin sama aku Bitha..cewek itu yang dijodohin sama aku..dan ternyata apa sekarang ? “
“ jadi...Naya ? itu...”
Juna mengangguk..
Tangan Bitha menutup penuh mukanya. Berusaha menahan tangis yang tak mungkin terbendung. 5 menit...10 menit..15 menit...menit..menit yang berlalu begitu menyiksa. Menghujam jantungnya, ya Tuhan,,,pemandangan apa ini ?

Doni dan Naya keluar dari resto itu dengan mesra dan diselingi canda tawa. Mata Bitha tak bisa berbohong lagi. Dia menangis. Dan Juna terpaku melihat pemandangan itu
Hening.
Mobil Doni keluar dari area resto. Menuju kawasan pantai.
“ Mereka mau ke pantai...kita ikutin atau pulang Tha ? “
“ Kamu gak capek kan ? kamu kuat kan Juna ? ikutin mereka Plisss.... “

Juna mengangguk...mobil Doni dipacu dengan kecepatan cukup tinggi, hingga Juna kehilangan mereka. 20 menit kemudian... Juna berhasil menemukan mobil Doni. Tapi dalam keadaan kosong. Bitha keluar dari mobil, matanya menyusuri mobil Doni yang terpakir tak jauh dari bibir pantai. Dan kejauhan terlihat Doni dan Naya duduk di pasir malam itu.
Bitha berjalan gontai menghampiri Doni.
“ Udah puas Don ? “
Doni langsung balik badan dan kagetnya dia melihat Bitha sudah ada dibelakangnya. Disusul Juna dan Naya hanya menunduk..berjalan menjauh. Juna mengikuti Naya dari belakang. Mereka berjalan menuju mobil. 

Tinggal Doni dan Bitha
Hening tercipta. Bitha makin berurai air mata.
“ Aku capek Don...capek banget...kamu kenapa sih ? “
Doni hanya diam, menggoreskan namanya, Bitha, Naya, Juna..membuat garis yang menghubungkan mereka. Dan sampailah di titik.. dimana garis itu mengarah ke Bitha dan Juna.

“ Aku lakuin ini, agar kamu dengan....” ( tangan Doni menunjuk tulisan nama Juna yang dibuatnya di pasir )
“ Ok..kalau itu mau kamu... “ Bitha beranjak berdiri meninggalkan Doni
“ Tunggu Bitha...dengerin dulu...Bitha...”

Tanpa ada penjelasan...Bitha hanya berlalu menjauh...menghilang begitu saja...sedang Juna dan Naya juga telah pergi dari tempat itu. Bitha pulang dengan taksi. Dan dia hanya mengirim pesan singkat untuk Doni.

“ Bahagiaku bukan dengan orang lain. Bahagia ku ada di kamu. Bagaimana mungkin aku bisa bersama dengan orang yang tidak aku cintai. Kamu tak menginginkan aku. Semoga kamu bahagia. “

Doni terduduk lemas di atas pasir. Air matanya terurai.

Yah...terkadang..kita merelakan orang yang kita cintai pergi karena kita berfikir tak mampu membuatnya bahagia. Seharusnya, kita lebih bijak. Berusaha sekuat tenaga membuat orang yang kita sayangi..bahagia dengan kita.
Baca selengkapnya »

ENd

0 komentar


 " Met Bobok...LOve YoU "
Pukul 06.35 WIB
“ Aduh...catatanku matematika dimana sih ? kenapa bisa gak ada. “
Tanganku masih menyusuri tiap sudut di kamar, terduduk lemas rambutku yang kusisir rapi pun kandas. Berantakan lagi.

“ May.....cepat turun,, ayo sarapan. Sudah siang May.... “ teriak mama dari bawah.
Nafas panjang dan berat terlempar di pagi hari ku cerah. Gak habis pikir, bisa ceroboh melupakan catatan matematika ku. Ku putuskan untuk tidak sarapan dan bergegas menuju sekolah. Bis-bis pun penuh berdesakan dengan orang-orang, kepul asam dari knalpot, rokok menjadi pewangi yang hangat di tiap pagiku.

Pukul 07.00 WIB
Masuk gerbang sekolah yang setengah tertutup rapat, ku percepat langkah dengan setengah berlari. Kemudian terdengar klakson mobil dari arah belakangku dan krrreeeeeeeeeeeeeeekkk....
Terbukalah gerbang itu dengan lebar...
Langkahku terhenti, yeah...kesempatan bagus..makin berlari kencang. Dan wuuuuuuuusss....masuk lah ke kelas. Senyum terkembang dari Santi, teman sebangku ku. Melambaikan tangan dan menyuruhku segera masuk ke dalam kelas.
Hingga...

Bruuuuuuuuuuuuuk, terjatuh...aku terjatuh...

“ Aaaaooooow.... “

Mataku menyusuri sosok yang telah berdiri di depanku, melempar pandangan angkuh dan bergegas menjauh. Setengah berdiri dan membersihkan rok ku.

“ Ya,,,gitu deh, pura-pura gak ngrasa salah..pergi aja jauh-jauh sonooo “ gerutuku
Tubuhnya berhenti dan berbalik. Dari ujung kaki sampai kepala...selalu saja akan menghadirkan tanya.
“ Ya Tuhan...kenapa salah satu makhluk indahMu tersesat di sini ? “ kataku lirih
“ Kamu gak papa ? “
“ Gak kok...Ren “

Ku banting diriku,dengan muka yang makin kusut. Dan pelajaran matematika dimulai..
“ Keluarkan buku catatan kalian...ibu akan periksa catatan yang kalian buat “
“ Mati deh gue Saan... “
“ Kenapa loe... “
“ Catatan gue...catetan gue raib... “
“ Mayaaaa...dasar ceroboh “

Tertunduk lemas dan pasraaah...

Dan, sepanjang hari yang lelah...karna catatan ku yang raib, baju seragam yang kotor, datang terlambat dan ikut tambahan pelajaran Bahasa Inggris dengan pak Rona. Guru favorit...setidaknya bagi mereka yang memang jago bahasa inggris. Sedang aku, cukup mengerti saja dan ikut-ikutan. Dan kenapa aku harus selalu mengikuti tambahan pelajaran dengan anak-anak super seperti mereka*.
  
Setidaknya aku kenal beberapa anak disini, ya mereka bisa membantuku.
*( kau tahu..jika aku bisa menggambar..maka aku akan menggambar sekelompok bule dengan begitu bagus dan mereka sedang melakukan CONVERSATION- yah..C-O-N-V-E-R-S-A-T-I-O-N.) * J
“ May...mau pulang bareng gak ? hari ni dijemput sama Ayah dan sekalian mo makan.. gimana ? “

Ah,, tawaran yang menggiurkan...tapi, karna soal bajuku yang lusuh membuatku merasa..gak deh kalo harus ikut makan sama Sinta. Karna bajuku yang kotor ini. Oooh,
“ Aduh Santi..gue gak bisa ikut. Gak mood banget, makasih ya...gue jalan kaki saja lah. Sambil inget-inget catatan gue. “
“ Loe yakin ? “
Dengan anggukan mantab dan senyum yang lebar menolak ajakan Santi. Dan Santi..meninggalkan ku di tengah taman sekolah. Huft...berjalan menyusuri trotoar...dengan pikiran penuh dengan pola-pola dari buku catatanku. Oh,, kemana sih ?

Gak sadar....awan-awan mulai berderet, membentuk pola-pola. Dan...bulir-bulirnya yang bening...berjatuhan.
“Oh,,,,bagus deh..lengkap sudah. “
Berlari dibawah hujan..dan merasa, kenapa jarak rumah semakin jauh ? akhirnya...aku putuskan berhenti di sebuah gazebo taman komplek rumah.  Menikmati hujan.
“ Loe kenapa ? “ Tanya Santi. Dan tangannya menempelkan tanganya ke dahiku.
“ Biasalah Sant....beberapa hari ni kehujanan. Kurang tidur. Dan.... “
“ Dan...loe...mikirin catatan ini “ dari balik tangan Santi muncullah buku dengan pola polkadot warna warni. Setengah tak percaya, tanganku langsung meraihnya.
“ Dapet dimana loe San ? ini beneran ? “

Santi mengangguk mantap..dan menunjuk ke arah Rendy. Dan senyumku terkembang, dengan berlari penuh semangat tanpa menghiraukan Santi aku bergegas menuju ke kantor guru. Menemui Miss Susi. Guru matematika ku yang seminggu yang lalu menghukumku karena aku tidak mengumpulkan catatan. Padahal taulah..catatan itu raib. Dan kini,tawa kemenangan ada di pihakku. Berhasil membuat Miss Susi menarik lagi kata-katanya.

Tapi,,,kantor guru seakan sangat jauh...dinding-dinding kelas mulai berjalan dan berputar..putar...pening...suara anak-anak di koridor sekolah samar-sama terdengar..dan Santi yang berjalan dibelakangku. Hanya mengucap kata-kata yang entah tak ku mengerti.
Brrruuuuuuuuuuuuuuuuuuk....

“ Tante...tenang, kata dokter...Maya gak papa kok tan...tante jangan nangis terus ya,, “

Klik.

“ Tadi..gue baru aja telpon orang tua Maya dirumah..ngabarin anaknya yang pingsan..emang cuma pingsan dan Maya lupa bawa obatnya. Ya gini deh.. “
“ Emang..dia sakit apa San ? “

Santi hanya tersenyum renyah...
“ Dia gak sakit kok Ren...dia Cuma butuh istirahat. Dan gak lupa minum obat-obatnya. Gitu saja. “
“ Ada yang loe sembunyiin dari Gue kan San ? ada apa ? Gue juga sayang sama Maya San...dan kita orang yang sama-sama sayang sama Maya...harus kerja sama kan buat jagain dia.“

Sayup-sayup terdengar mereka mengobrol disampingku...dan mata ku yang berat memaksaku untuk...tidur sejenak.

Knock..knocck...
Treeeeeeet,,,,derit pintu kamarku terbuka, dari balik pintu itu terlihat orang yang ingin aku lihat setelah aku buka mata.

“ Udah baikan ? “ tanya Rendy. Dari balik punggungnya dia mengeluarkan bunga Rose dan sekotak coklat almond terbungkus warna silver. Berkilat, dan senyumku terkembang. J
Aku hanya mengangguk dan membenarkan posisiku tidurku menjadi duduk. Tangannya hangat membantuku melakukannya. Terkadang ingin pindah posisi jadi duduk saja, aku gak 
sanggup. Dan hari ini pun begitu. Rendy duduk di ranjangku juga.

“ Makasih..seharusnya..loe telpon dulu, gue pengen tampil cantik depan lo Ren...gak kotor dan gak bau...walaupun Cuma sekali. “

Telapak tangannya menggenggam tanganku, mengecup dahiku dengan lembut.

“ Just..being you...n i still loving you.. cepat sembuh ya “

Rasanya..rasa...rasanya...leeegaaaa banggett J
Rendy gak bisa lama-lama jenguk gue...dia harus ikut bimbel di sekolah dengan Santi..mereka pamitan sama Gue...jadi sedih kalau ternyata karna Cuma sakit perut ini dan beberapa kali jatuh pingsan dan mimisan..bisa bikin gue gak masuk sekolah seminggu.

“ Maya...makan buburnya dulu dong...kamu mau kemana ? “
Kaki ku terhenti di depan pintu, membenarkan sepatu ku dan tersenyum lebar ke arah Mama.
“ Maya, Cuma mau keliling sebentar Ma...jenuh tau Ma, dikamar terus...Cuma muter komplek saja kok...daaaa Ma.... “
“ Hati...hati kamu..jangan lupa bawa HP..bukan I-pod....kemarin kamu salah bawa terus..Mama jadi panik.“

“ Iya ma....tenang aja...Maya baik-baik saja kok ”
Sejurus kemudian, sampailah aku di taman komplek rumah yang hanya berjarak beberapa blok dari rumahku. Memainkan HP..memilih list-list musik favorit, dan.... Karen Carpenter: Close To You...menemaniku duduk termangu di tengah senja. Berharap Rendy.. ada disini. J
Jemariku menyusuri note-note yang ada di list HP. Lupa, besok adalah ulang tahun Rendy...yah.. Rendy...buru-buru beranjak dari tempat duduk ku. Langsung menuju ke Mall terdekat. Pengen beliin Rendy sepasang jam tangan yang sama denganku.
Semua barang dan persiapan pesta kejutan untuk Rendy sudah siap. Tinggal besok..yah,,tinggal besok...sepanjang jalan pulang..senyumku terus berkembang...hujan yang turun malam ini, dan HP ku yang terpaksa mati, karena low bat pasti akan membuat mama sangat kwatir, tapi aku harap mama tidak sekawatir biasanya..

Jalanan malam ini macet total..hujan yang turun membuat banjir, genangan air ada dimana-mana. Tinggal beberapa blok menuju ke rumah, sedikit berbasah ria sepertinya tidak masalah.

Aku berjalan menuju rumah, melewati mobil-mobil yang terpaksa harus ngetime beberapa saat karena macet. Buru-buru berlari menyeberang jalan dengan hujan yang cukup deras....
Cciiiiiiiiiiiiiiiiiitttt....brrrrruuuuuuuuuuuuuuuuk....
Mataku berputar, tak sadarkan diri.
Tit...tit...tit...bunyi beberapa mesin dari kabel-kabel yang terpasang di tubuhku membuatku ingin bangun dan melepas semuanya. Aku bisa melihat tubuhku, aku bisa melihat orang-orang yang berlalu lalang. Beberapa suster masih membersihkan lukaku..darah segar masih beberapa kali mengucur dari pelipis kananku...belum sempat dibersihkan. Ada 2 orang dokter yang memeriksaku.
Aku bisa melihat tubuhku....

Mama menangis sejadinya...Ayah berbincang dengan dokter. Dan ketika Santi tiba tangis kembali pecah. Santi memeluk erat tubuh mama yang renta, wajah mama pucat. Aku tak bisa melakukan banyak hal. Ingin menenangkan mama, aku baik-baik saja ma.

Hujan rintik masih turun pagi ini..Mama, Ayah menungguku diluar. Wajah mereka tampak sangat lelah..dan aku, masih mendengar alat-alat yang terpasang di tubuhku. Mama membuka pintu dan duduk disamping ranjang.
“ Maya...bangun nak...sudah pagi...nanti kamu telat masuk sekolah “ kata-kata nya terbata-bata dengan menahan tangis.
“ Ma...sabar ya...Maya pasti kuat Ma...” Kata ayah menenangkan Mama.
Tak lama kemudian, datanglah Rendy. Mama dan Ayah menunggu diluar.
Aku terus mencoba membuka mata ku yang berat. Aku kuat dan aku pasti bisa. Walau berat. Perlahan tanganku bergerak sedikit..menyentuh jemari Rendy dan membuatnya kaget. Lalu mataku mulai kubuka. Terlihat senyum Rendy yang terkembang..Rendy menghampiri orang tuaku. Mereka bertiga kembali lagi dan kini disampingku. Lalu Ayah memanggil dokter. Hanya 1 dokter yang memeriksa tubuhku. Tanganku terus menunjuk beberapa kantung plastik yang aku beli untuk Rendy. Dan mama mengambilkannya.
Rendy membuka bungkusan plastik itu, dan mengambil jam lalu memakainya..salah satunya dipakaikan untukku.
“ Ini pasti kado ulang tahunku kan ? makasih ya Maya... “

Air mataku berlinang...senyum terkembang diantara selang-selang nafas diwajah ku...aku ingin menyampaikan sesuatu..aku ingin bilang sama Rendy..tapi, nafasku berat. Mataku berputar. Suara-suara dari mesin-mesin itu semakin meninggi, tubuhku bergetar.
Suara mesin berderit panjang...tangis Mama pun pecah sejadi jadinya...wajah Rendy pucat dan suasana berubah. Masih hujan rintik yang mengguyur dengan lembut. Aku meilhat Rendy duduk lemas dan Santi menangis di bahunya..dua orang yang aku sayangi.
tubuhku dipeluknya dengan erat...dengan lirih terucap  " Met Bobok...Love YoU "
Rounded Rectangle: Mungkin Tuhan...tak ijinkan sekarang.
Rendy...aku ingin menyampaikan sendiri padamu. Kemarin. Tapi entah, rasanya aku gak akan bisa bilang sendiri. Mungkin sekarang, aku hanya akan bisa melihatmu di setiap hujan Ren..
Aku akan jadi salah satu bintang terang dimalam-malam kamu. Bahagialah dengan hidupmu..Aku menyayangi kamu selalu...
Maya,,
J
 









Mobil Rendy terpacu dengan cukup santai.. menikmati hujan yang terus mengguyur sejak pagi, pulang dari mengantarku..sayup-sayup lantunan lagu dari padi menemaninya pulang ke rumah. Pulang dengan hari baru. Dan aku, duduk disamping kemudinya..melihatnya..dari jauh. Perlahan..suatu hari nanti.
“ Tetaplah menjadi bintang dilangit...agar cinta kita akan abadi...biarlah sinarmu tetap menerangi alam ini, agar menjadi saksi cinta kita....berduaaaaaa.... “
Lagu Padi menemaninya membelah jalanan yang basah.
Baca selengkapnya »

SEsal >>

0 komentar
yang terkadang sulit untuk difikirkan adalah sebuah rasa...


P.E.N.Y.E.S.A.L.A.N

yap...cukup padat dan jelas..

penyelasan...
kata dasar  S>E>S>A>L

ya...sesal...

penyesalan itu....
bagai gaung kalbu...
dentingnya keras..tapi tak terdengar...
lamat..lamat...

menganak jadi duka
lama-lama akan jadi gema
sukma yang merongrong...




penyesalan...

yang jadi selimut hari-hari sendu...


Baca selengkapnya »
 

Copyright © 2012 • Piece ♥f SHA