just a kiss - Lady Antebellum

0 komentar

Lyin' here with you so close to me
It's hard to fight these feelings when it feels so hard to breathe
Caught up in this moment
Caught up in your smile

I've never opened up to anyone
So hard to hold back when I'm holding you in my arms
We don't need to rush this
Let's just take it slow

Just a kiss on your lips in the moonlight
Just a touch of the fire burning so bright
No I don't want to mess this thing up
I don't want to push too far
Just a shot in the dark that you just might
Be the one I've been waiting for my whole life
So baby I'm alright, with just a kiss goodnight

I know that if we give this a little time
It'll only bring us closer to the love we wanna find
It's never felt so real, no it's never felt so right

Just a kiss on your lips in the moonlight
Just a touch of the fire burning so bright
No I don't want to mess this thing up
I don't want to push too far
Just a shot in the dark that you just might
Be the one I've been waiting for my whole life
So baby I'm alright, with just a kiss goodnight

No I don't want to say goodnight
I know it's time to leave, but you'll be in my dreams

Tonight
Tonight
Tonight

Just a kiss on your lips in the moonlight
Just a touch of the fire burning so bright
No I don't want to mess this thing up
I don't want to push too far
Just a shot in the dark that you just might
Be the one I've been waiting for my whole life
So baby I'm alright, oh, let's do this right, with just a kiss goodnight
With a kiss goodnight
Kiss goodnight
Baca selengkapnya »

Bulan Ke-3

0 komentar

uumm...

say haloo... #bersih-bersih pojokan _^,

ini sudah bulan ke-5 yak?? di tahun 2012..akhirnya..Mei datang juga

sebelum bulan Mei yang aku tunggu-tunggu,,banyak banget cerita, mimpi-mimpi yang sebagian sudah terwujud di bulan-bulan kemaren..dan khususnya,

di Bulan ke-3 itu..
salah satu mimpi dengan indah sudah terwujud,
seperti mimpi..
seperti rasanya masih tertidur
sepertinya waktu dan jarak saling beradu mencuri rasa
tapi,,
tapi,,
rasa-rasa itu..

datang dan berwujud nyata..

bulan ke-3 dengan segala pilihan-pilihan,
bulan ke-3 jadi kenangan,,

i'm yours..

_^,
Baca selengkapnya »

Muter Perum Dumai

0 komentar

" Hallo...Assalamualaikum.."

“ Walaikumsalam Dek..di deket rumah mu ada bakso enak gak sih? “
“ Maksudnya?? “
“ Aku mo ngajakin kamu makan bakso..”
“ Asyik..uum,,ada sih mas..di baratnya rumahku ada, di timurnya juga ada mas..”
“ Abis magrib ya,,aku ke rumah..ntar juga mo ngobrol sama bapak ibuk kamu..”
“ Hu’um...ok deh “

Adzan magrib berkumandang, Mirsha mondar-mandir di teras..beberapa kali menengok ke arah jam dinding di ruang tamu. Berlari kecil menuju kamarnya, merapikan dandannya yang sebenarnya sudah cukup rapi. Tapi masih saja, menurutnya ada yang kurang pas. Lalu tiba-tiba Mama Mirsha masuk ke kamarnya dan mendapati putri bungsunya itu mematut diri di depan cermin sambil terus melempar senyum termanis di cerminnya.

“ Ehem..Sha..kamu kok senyum-senyum sendiri ? nanti pecah lo cerminnya. “ goda Mama..sembari duduk di kasur Mirsha
Melihat dirinya diamati oleh Mamanya..Mirsha pun makin salah tingkah.
“ Ah..Mama Mirsha kan jadi kaget.. “
“ Ada apa sih? Rapi banget..mo kemana?? “
“ Makan Bakso “
“ Idih..makan bakso aja kok pake dandan segala..kan makan bakso di warungnya pak Misri..ah genit ah kamu Sha..”
“ Aduh,,Mama ah..nanti tuh spesial..”
“ Pake telor?? Baksonya dikasih telor?? “
“ Um...Mama..becandain Mirsha terus..nanti..ada temen Mirsha yang mo maen kerumah..mau kenalan sama Mama, sama Abah juga.. “

Mama hanya tersenyum simpul..menatap Mirsha lekat-lekat dan merapikan jilbab yang dipake oleh putrinya tersebut.
“ Kamu udah dewasa ya Sha..Mama seneng..kamu tumbuh jadi anak baik..yah semoga teman kamu itu baik juga orangnya “
Mirsha memeluk Mamanya dengan lembut.
“ Mirsha..masih anak Mama yang manja kok.. “
“ Ah..malu dong..kan udah punya pacar.. “
“ Yeee..Maaaaah,, kita gak pacaran Mah...”
“ Trus??”
Suara Mama terpotong ketika terdengar suara deru mesin motor masuk kehalaman rumah mereka. Keduanya saling pandang, senyum Mirsha pun terkembang.
“ Itu temen kamu? “
“ Iya kali Mah..”

Mama mengintip di balik jendela kamar Mirsha. Namun suara salam keburu di dengar oleh Mama dan Mama pun menyahut.
“ Malem ibu,, dek Mirsha ada ? “
“ Iya ada Mas..mari-mari masuk, Sha...ada temen kamu nih..buruan keluar nak..”

Dalam kamar Mirsha salah tingkah..air mukanya berubah kemerahan, seperti tomat merah yang sudah ranum. Beberapa kali dia bercermin dan bercermin. Lalu dengan sedikit bergetar Mirsha pun keluar kamar untuk menemuinya. Dengan sedikit canggung mereka un bersalaman untuk kedua kalinya.
Senyum terkembang saat mereka saling bertatap mata. Melempar senyum lalu tawapun pecah. Keduanya sangat canggung, tapi rasa canggung itu sirna tatkala obrolan pun mulai bergulir.
“ Jauh ya mas..rumahku ?”
“ Lo...ya enggak to dek, tinggal lurus aja kan dan sedikit berbelok “
“ Ketemu kedua kalinya kan ? “
“ Hehe,, iya.. “

Keduanya pun kembali terduduk dengan senyum malu-malu tersungging di bibir masing-masing. Lalu Mama datang dengan memberi nampan cangkir minum untuk mereka berdua. Mas pun memperkenalkan diri ke Mama. Mirsha yang melihat kejadian itu terlihat kikuk dan malu-malu. Obrolan antara Mas dan Mamapun tergulir..beberapa kali tawa pecah dalam suasana santai malam itu.
“ Ayo silahkan ngobrol nya dilanjut, Mas cicipin kuenya.. “
Mas pun hanya mengangguk dan melempar senyum. Mirsha un ikut tersenyum.
“ Aduh mas...Mama bisa minta tolong gak?anterin ke Perum Dumai..Mama ada janji sama orang yang jual rumah. Bisa kan mas ? “
“ Oh iya buk..gak papa..saya malah seneng..”

Obrolan berlanjut di dalam mobil di sepanjang perjalanan mereka ke perum Dumai. Beberapa kali salah masuk gang dan bertanya pada orang tentang alamat rumah yang dimaksud. Sempat menunggu orang yang dimaksud. Mirsha dan Mas pun melanjutkan obrolan mereka, saling bercerita tentang kegiatan masing-masing setelah pertemuan mereka yang pertama, dan sudah 3 bulan lebih gak berkomunikasi lagi.

“ Adek..kita kan mo maem bakso ya..eh nyampek sini “
“ Hehe..iya ya,, ya lain kali deh bisa maem bakso..gak papa kan nganterin Mama..”
“ Ya gak papa..mas kan juga seneng, bisa ngobrol-ngobrol juga.”
“ Iya ya,,ngobrol di gardu perum dumai gini, malem-malem pisan..heheh..”
“ hahahah,,iya ya,,dikirain penjaga keamanannya “

Urusan Mama akhirnya selesai juga di perum dumai mereka memutuskan untuk makan malam di sebuah resto yang menjual aneka macam sambal dengan variasi tingkat kepedasan yang berbeda-beda.
“ Mama makasih banget lo ya mas..udah mau diajak muter-muter cari rumah di dumai..”
“ Iya ibuk..gak papa..malah saya seneng banget bisa bantu..”
“ Iya la mendadak juga tadi ditelpon trus ayahnya Mirsha ya pas aja lagi syukuran ke rumah tetangga. Jangan kapok lo ya..”

Tiba-tiba Ayah Mirsha pun sampai dirumah dan menghampiri mereka di ruang tamu. Obrolan kembali tercipta dengan hangat. Malam ini, kejadian yang tak akan terlupakan oleh Mirsha maupun mas..

To be Continued...



ada warna baru yang mulai melintang dan memayungi hari-hariku..
dan ketika aku terpagut
tak pernah aku begitu bersyukur..karna warna itu adalah kamu..
karuniaNYA..
yang kunanti..

Baca selengkapnya »

Menarikan Jemari

0 komentar


Hay....there.. (bersih-bersih srang laba-laba dipojokan) long time banget gak ng posting, malu..malu,,gak merawat.
He,,

Yap masuk ke skripsi nih, jadi pas mo ngetik gitu eh yang diketik tu dari buku-buku para ahli. Mulai dari tahun 2000an gitu dah, dari Suharsimi Arikunto, Agus Suprijono, Wina Sanjaya, Sugiyono, Daryanto. Et, al. He..
Tapi, ya tapi..harus disempatin buat ngetik-ngetik buat blog ini. Lama gak curhat.

Omong-omong soal buku-buku yang aku sebutin tadi, itu semua nemuinnya di perpus  dengan berbagai gaya berdiri, jongkong, duduk, ngelem-ngelem gitu dan dilantai..hohoho. gak tau males juga kalo harus nyari-nyari buku gitu. Beda lagi kalo di toko buku beli novel...hehehe..etapinya gak males lo ya, walo terkadang putus asa karna gak nemuin buku yang dicari yah..mungkin karna masih dipinjem sama orang. Tau lah,,mahasiswa yang skripsi diangkatanku kan banyak. Sedang perpus Cuma 1 gitu...uum,

Alhasilnya, sering maen door to door ke kos atau kontrakannya temen buat ngopi buku-buku yang hampir sama..cara cepet  sih, karna males juga nunggu lama..ups,,sedikit males gitu lo... 
Well, sedikit gitu deh postingnya.
Masih menarik buat menarikan jemari lagi. Kali ini, mo yang serius dah. Bener!! 


Menarikan jemari
 kala waktu meyelimuti raga berbalut rapuh
 waktu yang terus meninggi
 masih menunggu harap

menarikan jemari malam ini, 
menunggu nya, masih menunggunya

menarikan jemari di tengah waktu meninggi
berbagi cerita dengan sedikit luka tapi bahagia masih menyertainya
dan masih..menarikan jemari..walau waktu semakin meninggi
Baca selengkapnya »

liriknya...suka banget

0 komentar
LYRICS DAN LAINNYA.

Thursday, December 1, 2011

Lyrics The One That Got Away – Katy Perry

Summer after high school when we first met
We make up in your Mustang to Radiohead
And on my 18th Birthday
We got matching tattoos

Used to steal your parents' liquor
And climb to the roof
Talk about our future
like we had a clue
Never plan that one day
I'd be losing you

And in another life
I would be your girl
We keep all our promises
Be us against the world

And in another life
I would make you stay
So I don't have to say
You were the one that got away
The one that got away

I was June and you were my Johnny Cash
Never one without the other we made a pact
Sometimes when I miss you
I put those records on

Someone said you had your tattoo removed
Saw you downtown singing the Blues
Its time to face the music
I'm no longer your muse

And in another life
I would be your girl
We keep all our promises
Be us against the world

And in another life
I would make you stay
So I don't have to say
You were the one that got away
The one that got away
The o-o-o-o-o-one [x3]
The one that got away

[Bridge:]
All these money can't buy me a time machine (Nooooo)
Can't replace you with a million rings (Nooooo)
I shoulda told you what you meant to me (Woooooow)
Cause now I pay the price

And in another life
I would be your girl
We keep all our promises
Be us against the world

And in another life
I would make you stay
So I don't have to say
You were the one that got away
The one that got away
The o-o-o-o-o-one [x3]

And in another life
I would make you stay
So I don't have to say
You were the one that got away
The one that got away
 
#sumber: Kapan Lagi
Baca selengkapnya »

temukan aku

0 komentar

Pada akhirnya..cintamu tak menemani aku hingga saat ini,

Pada waktu menulis ini, aku masih menyimpan erat rasaku untukmu.

Aku tahu, tapi malu aku merasanya. Dan pasti kaupun begitu. Betapa terlalu rapuh menyesali waktu dan perihnya hari-hari. 



Terkadang luka ku pun masih teronggok begitu saja. Membiarkannya menganak luka.

Mungkin aku salah. Ya aku sadari itu. Kita sadar ini salah. Tapi, ini tentang perasaan.
Masih jauh aku ingin bersamamu..
Meski kau selalu bilang..bahwa kau akan meninggalkan ku.

Aku tahu kau masih ada..
Sungguh..sudikah kamu kembali menemukan aku,,
Menyelamatkan aku



Baca selengkapnya »

Kemarin Sore

2 komentar

Kita tak pernah bicara
Lalu kenapa ??
............................... itu hadir, menyempil ?

Dan terkadang kesemuanya
Terlalu manis terasa
Dear yayank
Pernah gak sih!! Skali saja...ngomong apa gitu!!
Jangan biarin waktu membuat jarak terasa jauh

Membekukan perasaanku padamu...ah...aku mulai
Membencimu...sungguh!!

Kita tak pernah bicara!!
Dan aku benci itu!
Baca selengkapnya »

Sang Aji

0 komentar
“ Kita harus putus...maafkan aku “

“ Kenapa ? “

“ Jangan banyak bertanya...hubungan kita gak bisa begini terus..aku selingkuh. Aku memilih orang yang telah dijodohkan denganku. Aku gak kuat menjalani dua cinta dalam hidupku. “

“ Maksudmu ? kamu juga pacaran sama laki-laki itu ? “

“ Maafkan aku... “

Teras.  07.00 pagi
Embun membelai sejuk dedaunan pagi ini, membiarkannya basah dan berwarna keemasan tersibak mentari. Aku mengamatinya dengan muka lusuh dan tak bergeming dari tempat dudukku.
“ Buruan Mandi Meta..biar bisa diantar sama Abangmu..”
Suara Ibu membuyarkan lamunanku dan kuarahkan kaki ke dalam rumah, tangan kananku membawa nampan yang berisikan gelas-gelas kosong sisa gerilyaku semalam. Ibu menghentikan gerakan tangannya yang tengah memainkan spatula di penggorengan. Aku hanya cengar-cengir mencucui gelas-gelas itu sambil bersenandung lirih.
“ Skalian cuci muka trus ikut sarapan anter Meta ke sekolahnya ya.. “
Aku hanya mengangguk pasrah.
Beberapa menit, setelah Ibu mengomel cukup lama mengeluhkan gerakan adek ku yang lelet  kami pun segera berangkat. Ku pacu motor kesayanganku, ya walaupun sedikit buntut tapi itu kenangan dari almarhum ayahku. Banyak memorynya.
“ Abang..Abang... “
“ Iya ? “
“ Udah putus ya ? “
Ku pelankan laju motorku
“ Itu tadi ada ceweknya ...kok diem aja ? beberapa hari juga jarang kerumah..kenapa bang ? “
Aku hanya diam saja, dan terus melaju di keramaian pagi itu, kepul asap kendaraan lain membuat mataku merah, udara pagi yang pengap juga membuat sesak nafasku..atau setidaknya tiada udara pagi yang bersih sejak kejadian itu mau masuk ke tubuhku. Tangan Meta masih memeluk erat tubuhku karna laju motorku pacu dengan semakin kencang.
“ Sudah sampai..nanti dijemput jam berapa ? “
“ Abang gak ngantor? “
Aku hanya menggeleng dan membelai kepala adek ku itu.
“ hhhmmmm....Jam 4 ya, nanti masih ada tambahan pelajaran soalnya. Ya Bang...jangan sampai telat lo ya..angkot kan susah kalo sore... “
“ Sip..beres deh..rajin ya belajarnya..”
“ Ok...ati2 ya Bang...jangan ngebut ! “
Sampai dirumah.
“ Buruan mandi biar fresh kamu... “ sela Ibu ketika baru saja kumasukkan motorku ke dalam garasi.
Langsung menuju kamar mandi, membiarkan air dingin mendinginkan sekujur tubuhku yang panas..terluka karena dia. Dia, gadis yang telah merajut cinta denganku selama 3 tahun tapi menjalin cinta lain dibelakangku. Masih sering teringat, perpisahan kami yang mengharu biru dan menyakitkan. Dan akan aku lupakan..
3 hari yang lalu
 
Air dingin dari kran mengucur terus membasahi tubuhku yang kering..cukup lama aku terdiam dibawah kucuran kran itu, membiarkan air mata ini mengalir sendiri tersedu aku menangisi dia.
“ Jadi nanti, Meta kamu jemput jam braja Ji?? “
Ku sulut rokok ku di meja makan, menghembuskan asapnya ke udara, menghela nafas panjang.
“ Hmmm jam 4 bu..ingetin ya...takut lupa soalnya “
“ Kamu gak ke kantor ? sudah 4 hari lo... “
“ Iya, Aji cuti 1 minggu bu..Aji mo resains dari sana..mo ganti kerjaan “
“ Kenapa ? cari kerja sekarang susah lo... “
Belum sempat membalas, ibu menyodorkan sebuah kotak kardus yang cukup besar dan selembar amplop. Ibu beranjak dari tempat duduknya dan menepuk bahuku. Ku amati kotak itu, dan membuka amplop warna coklat keemasan itu.
Hancurnya bukan main. Amplop itu adalah undangan pernikahan mantan pacarku dan kini akan menikah dengan atasanku di kantor. Yang benar saja..jadi selama ini aku dianggap sebagai selingkuhannya. Apakah dunia sudah terbalik ? ketidak adilan apa ini ? gerutuku berkali. Dan ketika ku buka kardus itu, ternyata itu adalah barang-barang pemberianku kepada mantanku itu. Sungguh remuk redam rasanya.
Yang juga menyakitkan dari isi dari surat itu adalah, dia bilang..mantanku itu gak akan bilang ke suaminya jadi aku gak akan dipecat. So...kenapa kalau dipecat haaaaaaaa????????
Ku pacu motorku membelah jalan siang itu..menggelandang, memecah penat dan mengundang celaka. Derai air mata ini tak terbendung...siang yang terik. Membuatku terpaksa menghentikan motorku disebuah taman. Duduk termangu membelai waktu tak menyadari disampingku ada sosok manusia lain.
“ Mau minum ? “ gadis itu memberiku sebotol minuman dingin. Tanggannya putih terkena matahari. Tanpa basa basi ku trima minuman itu dan meminumnya dengan lega. Dan ketika mataku terbuka dan gadis itu lenyap. Sosoknya hilang dibalik pepohonan di taman itu. Kuikuti langkahnya.
“ Eh..makasih ya “
 Gadis itu tersenyum manis kearahku..mengangguk dan kembali berlalu.
“ Gue Aji...kamu mo kemana ? “
Dia hanya tersenyum terus berlalu. Aku makin dongkol dan ku tarik lengannya dengan kasar. Hingga dia menyeringai kesakitan. Sadar genggamanku terasa menyakitkan..aku hanya cengar-cengir melepaskannya. Dia lalu duduk lagi di tengah taman dekat kolam air mancur. Memberikan tanda padaku untuk duduk disebelahnya.
“ Aku itu, adek tingkat kamu dulu..masak lupa sih ? aku Rakastiwi..di Mapala ? gunung Bromo...” matanya berkedip-kedip
Reflek...aku jitak kepalanya, dia hanya cengar cengir menahan sakit. Tawa kami meledak..
“ Lama gak ketemu ya...kok kamu masih inget aku..? “
Dia menunjuk bekas luka sayatan di lenganku sebelah kiri, bekas luka dengan beberapa jahitan. Dan dia kembali tersenyum.
“ Maaf atas itu ya “
Aku hanya tersenyum dan mengamatinya dari ujung kaki sampai kepala. Dia kini berbeda, aku menyuruhnya berdiri dan aku berdiri disebelahnya mengukur tingginya.
“ Kamu udah tinggian sekarang..ya kan marmut...”
Wajahnya bersungut-sungut...memukul lenganku dengan lembut dan ketika kembali akan duduk..dia hampir terjatuh masuk kolam buru-buru kutarik lengannya namun kakinya malah refleks menendang kakiku hingga akhirnya kami terjatuh terduduk. Kepala kami saling terantuk dan kami meringis kesakitan.
“ Kamu gak papa ? apa yang kamu bawa itu ? “ aku merebut sebuah scrapbook warna kecoklatan dari tangan kirinya tapi dia berusaha untuk meraihnya lagi
“ Bukan apa-apa...” dengan sedikit wajah gusar, dia menyembunyikan scrapbook itu dibelakang tubuhnya hingga beberapa foto usang berjatuhan ditanah.
Aku mengambilnya..mengamatinya..
“ Itu foto-fotoku Tiwi.. “ dia hanya tersenyum, merainya lagi memasukkannya ke dalam scrapbook. “ Kamu masih menyimpannya ? coba aku lihat “ akhirnya dia memberikannya.
“ Aku masih menyimpan itu,,semua tentang kita, maafkan aku..seharusnya kita gak ketemu lagi ya..” ku lihat derai air matanya berlinang
Aku masih terdiam mengamatinya..dalam benakku, bagaimana dulu bisa kutinggalkan dia dan sekarang aku yang terluka..sebenarnya rasa itu pun tak pernah benar-benar pergi. Tubuhnya beranjak dari tempat duduknya, segera ku tarik lengannya dan membiarkan tubuhnya dalam pelukanku sekarang.
“ Maafkan aku..maafkan.. “
“ Aku gak bisa benar-benar memulai lagi selain dengan kamu.. “
“ Beri aku kesempatan..rasa itu gak pernah benar-benar pergi “
Jam tanganku menunjuk ke pukul 03.45. dan aku harus segera menjemput Meta
“ Meta..Tiwi..Meta “
“ Meta? “
“ Aku harus jemput Meta...kita ketemu lagi disini..besok “
Senyumnya terlukis dengan jelas..
“ Aku gak akan kemana-mana kok “
Rasanya lega banget...
Baca selengkapnya »

apa kabarnya kamu ??

2 komentar
kamu...

kamu...

satu kata, penuh arti bagiku...

*
dan,, apa kabarnya kamu ??
masih kah di satu langit yang sama denganku ??
masih suka denger jangkrik gak??

atau terkadang...ketika aku bener-bener kangen sama kamu,,aku cuma bisa berharap2 cemas..
berharap kamu juga begitu denganku...

*

aku pernah cemburu,,,
pada kupu-kupu...bermain dengan riang ditanganmu...
bergelayutan manja di pundakmu..

*
coba kamu bisa tolongin aku..
setidaknya... " say hallo "

*
rindu itu gak enak...
kangen,,,
kangen,,,

*
still with me ?? or go away ??

*
apa kabarnya kamu ???
sungguh...
jika aku bisa berada ditempat yang sama denganmu setiap saat...
tak akan rindu menggelayuti benak ku seperti hari-hari ini dan lalu...


Baca selengkapnya »

Sayang bangeeet....

0 komentar


Hari terakhir di kampung Doni.

Dan sejak kejadian itu pula, Bitha tak lagi tahu tentang Doni dan Naya. Dan Bitha juga tak ingin tahu tentang hubungan antara Doni dengan Naya, yang dia ingat betul betapa kuat usaha Naya untuk mendapatkan Doni, padahal Naya juga tahu keadaan Doni, Bitha bertambah kecewa karena Bitha tak seberani Naya untuk memperjuangkan perasaannya pada Doni. Dan pikiran-pikiran itu, membuat Bitha menangis di kaki senja di kampung ini.

Tiba-tiba Doni berada disampingnya, menggenggam tangan Bitha dan merangkulnya. Mata Doni dan Bitha beradu, deras air mata Bitha mengalir.
“ Kapan kamu berhenti menangis? “
Bitha terduduk lemas dengan wajah tertunduk di tutupi tangannya. Dan masih menangis.
“ Kamu nangisi siapa ? kenapa kamu ? aneh nangis sendiri ! “
Bitha semakin menangis, ditariknya tangan Bitha hingga membuat Bitha berdiri dengan wajah yang tertunduk Doni mengangkat wajah Bitha. Memeluk tubuhnya.
“ Inilah aku, still with me? Or go away ? “

Bitha melepas pelukan Doni, memandang Doni yang terperanjat kaget melihat gerakan reflek Bitha yang melepaskan pelukannya.
“ Gadis itu gimana? “ Bitha meletakkan tangannya ke dada Doni dan sambil beruraian air mata
“ Maafkan aku, aku hanya membantunya “
Doni kembali memeluk tubuh Bitha, tubuh keduanya tampak bercahaya karena tersirami warna jingga dari senja.

H.E.N.I.N.G
Keduanya melebur dalam perasaan yang dalam.
Hp Doni bergetar, satu pesan masuk.
From : Naya
Sayang, temui aku malam ini  J

Mata Bitha terbelalak membaca sms itu, dia mengernyitkan dahinya dan berjalan menjauh.
Doni menunduk,
“ Kamu...ngebantu apa ? “ tanya Bitha dengan suara rendah
Tubuh Doni menjauh..

“ Aku gak ngerti kamu sekarang...kamu bertanya... still with me? Or go away ? dan penjelasan apa yang ku dapat ? nothing...Nooool Besar Don...”
Tubuh Bitha menghilang di telan senja. Dan ketika Doni berbalik..Bitha sudah hilang.
Masih tak percaya, kejadian yang baru dialaminya. Dan ternyata ini nyata. Bodohnya Bitha merasa seluruh dunia menertawakannya. Meninggalkan Juna untuk yang lebih baik dia fikir. Dan ternyata...memang Juna yang terbaik. Ah, lagi-lagi Juna..Juna dan selalu dia..tapi kenyataannya disaat Bitha sangat perlu tempat berbagi duka, Juna yang tanpa sengaja hadir begitu saja. Dan Juna juga yang menyelamatkan Bitha dari aksi perampokan di rumahnya dulu. Kemana Doni ?

“ Ah, Doni memang sukanya main-main..nolong apaan itu ? aku Cuma dibohongin terus.. “ air matanya kembali terurai.
Diraihnya HP dan dengan cepat dia memencet nomor Juna..pilihan
Telpon ? gak ya?
Telpon ?
Gak ?
Telpon ?
Gak ?

Dering hp berbunyi dari Hp Bitha, di layar phonecell nya terlihat : Juna. Astaga..kenapa selalu orang ini  yang ada ? dan pilihan kembali mengelitik batik Bitha
Angkat ? gak ya?
Angkat ?
Gak ?
Angkat ?

“ Ah..biarin dulu aja lah..gak enak juga ntar keseringan ngobrol sama dia. Gak enak juga sama ceweknya. Tapi siapa sih ceweknya ? “
Rupanya, nada dering Bitha kembali berbunyi dan masih dari orang yang sama. Akhirnya Bitha mengangkat telpon itu.

“ Bitha,,,lama amat angkatnya ? “
“ Iya maaf, masih dikamar mandi. Ada pa Jun ? “
“ Aku jemput kamu sekarang ya...ini penting banget ! kamu tunggu sebentar. 5 menit lagi..aku sampek kok..ni tinggal lampu merah satu lagi dah masuk komplek kamu. Tungguin “

Klik!

Bitha mengamati layar HP nya, bingung. Dia segera mencuci mukanya yang terus berlinang air mata. Dan, benar juga gak sampek 5 menit Juna sudah menunggu Bitha diruang tamu.
“ Tumben, mau pergi kemana sih ? “
“ Kamu gak ada acara kan ? “
“ Hhmmm....gak ada sih...”
“ Kalau gitu buruan.... “ tangan Juna menggandeng Bitha..sejenak Bitha terperanjat.

“ ,,,,, ”
“ ....... “
Hening.

Mata mereka saling beradu dan Juna melepas genggamannya. “ Sory “. Bitha hanya tersenyum simpul. Juna memacu mobilnya dengan cepat.
“ Kenapa sih buru-buru ? ada apa Juna? Kenapa gak cerita dulu sih ? “ gerutu Bitha dengan kesal
Tapi, Juna masih saja tak bergeming. Dan suasana tercipta jadi canggung. Hening . 30 menit kemudian mereka sampai di sebuah resto yang malam itu ramai pengunjungnya.

“ Kita mau makan ? jauh amat..deket rumah kan biasanya kita makan. Itu dulu sih.. “ mata Bitha menyusuri area parkir.
Matanya menangkap mobil yang terpakir tidak jauh dari mobil Juna berhenti. Sesak terasa. Dia ingat sms yang diterima Doni tadi sore.
Jangan...jangan...  L

“ Bit...kali ini, aku tahu aku salah. Tapi aku gak mau kamu disakiti lagi. “
“ Maksudnya ? “
“ ya, kamu dah liat kan..” Juna menunjukkan mobil Doni
“ Di dalem...ada orang yang kamu kenal. Sama orang yang dijodohin sama aku Bitha..cewek itu yang dijodohin sama aku..dan ternyata apa sekarang ? “
“ jadi...Naya ? itu...”
Juna mengangguk..
Tangan Bitha menutup penuh mukanya. Berusaha menahan tangis yang tak mungkin terbendung. 5 menit...10 menit..15 menit...menit..menit yang berlalu begitu menyiksa. Menghujam jantungnya, ya Tuhan,,,pemandangan apa ini ?

Doni dan Naya keluar dari resto itu dengan mesra dan diselingi canda tawa. Mata Bitha tak bisa berbohong lagi. Dia menangis. Dan Juna terpaku melihat pemandangan itu
Hening.
Mobil Doni keluar dari area resto. Menuju kawasan pantai.
“ Mereka mau ke pantai...kita ikutin atau pulang Tha ? “
“ Kamu gak capek kan ? kamu kuat kan Juna ? ikutin mereka Plisss.... “

Juna mengangguk...mobil Doni dipacu dengan kecepatan cukup tinggi, hingga Juna kehilangan mereka. 20 menit kemudian... Juna berhasil menemukan mobil Doni. Tapi dalam keadaan kosong. Bitha keluar dari mobil, matanya menyusuri mobil Doni yang terpakir tak jauh dari bibir pantai. Dan kejauhan terlihat Doni dan Naya duduk di pasir malam itu.
Bitha berjalan gontai menghampiri Doni.
“ Udah puas Don ? “
Doni langsung balik badan dan kagetnya dia melihat Bitha sudah ada dibelakangnya. Disusul Juna dan Naya hanya menunduk..berjalan menjauh. Juna mengikuti Naya dari belakang. Mereka berjalan menuju mobil. 

Tinggal Doni dan Bitha
Hening tercipta. Bitha makin berurai air mata.
“ Aku capek Don...capek banget...kamu kenapa sih ? “
Doni hanya diam, menggoreskan namanya, Bitha, Naya, Juna..membuat garis yang menghubungkan mereka. Dan sampailah di titik.. dimana garis itu mengarah ke Bitha dan Juna.

“ Aku lakuin ini, agar kamu dengan....” ( tangan Doni menunjuk tulisan nama Juna yang dibuatnya di pasir )
“ Ok..kalau itu mau kamu... “ Bitha beranjak berdiri meninggalkan Doni
“ Tunggu Bitha...dengerin dulu...Bitha...”

Tanpa ada penjelasan...Bitha hanya berlalu menjauh...menghilang begitu saja...sedang Juna dan Naya juga telah pergi dari tempat itu. Bitha pulang dengan taksi. Dan dia hanya mengirim pesan singkat untuk Doni.

“ Bahagiaku bukan dengan orang lain. Bahagia ku ada di kamu. Bagaimana mungkin aku bisa bersama dengan orang yang tidak aku cintai. Kamu tak menginginkan aku. Semoga kamu bahagia. “

Doni terduduk lemas di atas pasir. Air matanya terurai.

Yah...terkadang..kita merelakan orang yang kita cintai pergi karena kita berfikir tak mampu membuatnya bahagia. Seharusnya, kita lebih bijak. Berusaha sekuat tenaga membuat orang yang kita sayangi..bahagia dengan kita.
Baca selengkapnya »
 

Copyright © 2012 • Piece ♥f SHA