Sang Aji

0 komentar
“ Kita harus putus...maafkan aku “

“ Kenapa ? “

“ Jangan banyak bertanya...hubungan kita gak bisa begini terus..aku selingkuh. Aku memilih orang yang telah dijodohkan denganku. Aku gak kuat menjalani dua cinta dalam hidupku. “

“ Maksudmu ? kamu juga pacaran sama laki-laki itu ? “

“ Maafkan aku... “

Teras.  07.00 pagi
Embun membelai sejuk dedaunan pagi ini, membiarkannya basah dan berwarna keemasan tersibak mentari. Aku mengamatinya dengan muka lusuh dan tak bergeming dari tempat dudukku.
“ Buruan Mandi Meta..biar bisa diantar sama Abangmu..”
Suara Ibu membuyarkan lamunanku dan kuarahkan kaki ke dalam rumah, tangan kananku membawa nampan yang berisikan gelas-gelas kosong sisa gerilyaku semalam. Ibu menghentikan gerakan tangannya yang tengah memainkan spatula di penggorengan. Aku hanya cengar-cengir mencucui gelas-gelas itu sambil bersenandung lirih.
“ Skalian cuci muka trus ikut sarapan anter Meta ke sekolahnya ya.. “
Aku hanya mengangguk pasrah.
Beberapa menit, setelah Ibu mengomel cukup lama mengeluhkan gerakan adek ku yang lelet  kami pun segera berangkat. Ku pacu motor kesayanganku, ya walaupun sedikit buntut tapi itu kenangan dari almarhum ayahku. Banyak memorynya.
“ Abang..Abang... “
“ Iya ? “
“ Udah putus ya ? “
Ku pelankan laju motorku
“ Itu tadi ada ceweknya ...kok diem aja ? beberapa hari juga jarang kerumah..kenapa bang ? “
Aku hanya diam saja, dan terus melaju di keramaian pagi itu, kepul asap kendaraan lain membuat mataku merah, udara pagi yang pengap juga membuat sesak nafasku..atau setidaknya tiada udara pagi yang bersih sejak kejadian itu mau masuk ke tubuhku. Tangan Meta masih memeluk erat tubuhku karna laju motorku pacu dengan semakin kencang.
“ Sudah sampai..nanti dijemput jam berapa ? “
“ Abang gak ngantor? “
Aku hanya menggeleng dan membelai kepala adek ku itu.
“ hhhmmmm....Jam 4 ya, nanti masih ada tambahan pelajaran soalnya. Ya Bang...jangan sampai telat lo ya..angkot kan susah kalo sore... “
“ Sip..beres deh..rajin ya belajarnya..”
“ Ok...ati2 ya Bang...jangan ngebut ! “
Sampai dirumah.
“ Buruan mandi biar fresh kamu... “ sela Ibu ketika baru saja kumasukkan motorku ke dalam garasi.
Langsung menuju kamar mandi, membiarkan air dingin mendinginkan sekujur tubuhku yang panas..terluka karena dia. Dia, gadis yang telah merajut cinta denganku selama 3 tahun tapi menjalin cinta lain dibelakangku. Masih sering teringat, perpisahan kami yang mengharu biru dan menyakitkan. Dan akan aku lupakan..
3 hari yang lalu
 
Air dingin dari kran mengucur terus membasahi tubuhku yang kering..cukup lama aku terdiam dibawah kucuran kran itu, membiarkan air mata ini mengalir sendiri tersedu aku menangisi dia.
“ Jadi nanti, Meta kamu jemput jam braja Ji?? “
Ku sulut rokok ku di meja makan, menghembuskan asapnya ke udara, menghela nafas panjang.
“ Hmmm jam 4 bu..ingetin ya...takut lupa soalnya “
“ Kamu gak ke kantor ? sudah 4 hari lo... “
“ Iya, Aji cuti 1 minggu bu..Aji mo resains dari sana..mo ganti kerjaan “
“ Kenapa ? cari kerja sekarang susah lo... “
Belum sempat membalas, ibu menyodorkan sebuah kotak kardus yang cukup besar dan selembar amplop. Ibu beranjak dari tempat duduknya dan menepuk bahuku. Ku amati kotak itu, dan membuka amplop warna coklat keemasan itu.
Hancurnya bukan main. Amplop itu adalah undangan pernikahan mantan pacarku dan kini akan menikah dengan atasanku di kantor. Yang benar saja..jadi selama ini aku dianggap sebagai selingkuhannya. Apakah dunia sudah terbalik ? ketidak adilan apa ini ? gerutuku berkali. Dan ketika ku buka kardus itu, ternyata itu adalah barang-barang pemberianku kepada mantanku itu. Sungguh remuk redam rasanya.
Yang juga menyakitkan dari isi dari surat itu adalah, dia bilang..mantanku itu gak akan bilang ke suaminya jadi aku gak akan dipecat. So...kenapa kalau dipecat haaaaaaaa????????
Ku pacu motorku membelah jalan siang itu..menggelandang, memecah penat dan mengundang celaka. Derai air mata ini tak terbendung...siang yang terik. Membuatku terpaksa menghentikan motorku disebuah taman. Duduk termangu membelai waktu tak menyadari disampingku ada sosok manusia lain.
“ Mau minum ? “ gadis itu memberiku sebotol minuman dingin. Tanggannya putih terkena matahari. Tanpa basa basi ku trima minuman itu dan meminumnya dengan lega. Dan ketika mataku terbuka dan gadis itu lenyap. Sosoknya hilang dibalik pepohonan di taman itu. Kuikuti langkahnya.
“ Eh..makasih ya “
 Gadis itu tersenyum manis kearahku..mengangguk dan kembali berlalu.
“ Gue Aji...kamu mo kemana ? “
Dia hanya tersenyum terus berlalu. Aku makin dongkol dan ku tarik lengannya dengan kasar. Hingga dia menyeringai kesakitan. Sadar genggamanku terasa menyakitkan..aku hanya cengar-cengir melepaskannya. Dia lalu duduk lagi di tengah taman dekat kolam air mancur. Memberikan tanda padaku untuk duduk disebelahnya.
“ Aku itu, adek tingkat kamu dulu..masak lupa sih ? aku Rakastiwi..di Mapala ? gunung Bromo...” matanya berkedip-kedip
Reflek...aku jitak kepalanya, dia hanya cengar cengir menahan sakit. Tawa kami meledak..
“ Lama gak ketemu ya...kok kamu masih inget aku..? “
Dia menunjuk bekas luka sayatan di lenganku sebelah kiri, bekas luka dengan beberapa jahitan. Dan dia kembali tersenyum.
“ Maaf atas itu ya “
Aku hanya tersenyum dan mengamatinya dari ujung kaki sampai kepala. Dia kini berbeda, aku menyuruhnya berdiri dan aku berdiri disebelahnya mengukur tingginya.
“ Kamu udah tinggian sekarang..ya kan marmut...”
Wajahnya bersungut-sungut...memukul lenganku dengan lembut dan ketika kembali akan duduk..dia hampir terjatuh masuk kolam buru-buru kutarik lengannya namun kakinya malah refleks menendang kakiku hingga akhirnya kami terjatuh terduduk. Kepala kami saling terantuk dan kami meringis kesakitan.
“ Kamu gak papa ? apa yang kamu bawa itu ? “ aku merebut sebuah scrapbook warna kecoklatan dari tangan kirinya tapi dia berusaha untuk meraihnya lagi
“ Bukan apa-apa...” dengan sedikit wajah gusar, dia menyembunyikan scrapbook itu dibelakang tubuhnya hingga beberapa foto usang berjatuhan ditanah.
Aku mengambilnya..mengamatinya..
“ Itu foto-fotoku Tiwi.. “ dia hanya tersenyum, merainya lagi memasukkannya ke dalam scrapbook. “ Kamu masih menyimpannya ? coba aku lihat “ akhirnya dia memberikannya.
“ Aku masih menyimpan itu,,semua tentang kita, maafkan aku..seharusnya kita gak ketemu lagi ya..” ku lihat derai air matanya berlinang
Aku masih terdiam mengamatinya..dalam benakku, bagaimana dulu bisa kutinggalkan dia dan sekarang aku yang terluka..sebenarnya rasa itu pun tak pernah benar-benar pergi. Tubuhnya beranjak dari tempat duduknya, segera ku tarik lengannya dan membiarkan tubuhnya dalam pelukanku sekarang.
“ Maafkan aku..maafkan.. “
“ Aku gak bisa benar-benar memulai lagi selain dengan kamu.. “
“ Beri aku kesempatan..rasa itu gak pernah benar-benar pergi “
Jam tanganku menunjuk ke pukul 03.45. dan aku harus segera menjemput Meta
“ Meta..Tiwi..Meta “
“ Meta? “
“ Aku harus jemput Meta...kita ketemu lagi disini..besok “
Senyumnya terlukis dengan jelas..
“ Aku gak akan kemana-mana kok “
Rasanya lega banget...
Baca selengkapnya »

apa kabarnya kamu ??

2 komentar
kamu...

kamu...

satu kata, penuh arti bagiku...

*
dan,, apa kabarnya kamu ??
masih kah di satu langit yang sama denganku ??
masih suka denger jangkrik gak??

atau terkadang...ketika aku bener-bener kangen sama kamu,,aku cuma bisa berharap2 cemas..
berharap kamu juga begitu denganku...

*

aku pernah cemburu,,,
pada kupu-kupu...bermain dengan riang ditanganmu...
bergelayutan manja di pundakmu..

*
coba kamu bisa tolongin aku..
setidaknya... " say hallo "

*
rindu itu gak enak...
kangen,,,
kangen,,,

*
still with me ?? or go away ??

*
apa kabarnya kamu ???
sungguh...
jika aku bisa berada ditempat yang sama denganmu setiap saat...
tak akan rindu menggelayuti benak ku seperti hari-hari ini dan lalu...


Baca selengkapnya »

Sayang bangeeet....

0 komentar


Hari terakhir di kampung Doni.

Dan sejak kejadian itu pula, Bitha tak lagi tahu tentang Doni dan Naya. Dan Bitha juga tak ingin tahu tentang hubungan antara Doni dengan Naya, yang dia ingat betul betapa kuat usaha Naya untuk mendapatkan Doni, padahal Naya juga tahu keadaan Doni, Bitha bertambah kecewa karena Bitha tak seberani Naya untuk memperjuangkan perasaannya pada Doni. Dan pikiran-pikiran itu, membuat Bitha menangis di kaki senja di kampung ini.

Tiba-tiba Doni berada disampingnya, menggenggam tangan Bitha dan merangkulnya. Mata Doni dan Bitha beradu, deras air mata Bitha mengalir.
“ Kapan kamu berhenti menangis? “
Bitha terduduk lemas dengan wajah tertunduk di tutupi tangannya. Dan masih menangis.
“ Kamu nangisi siapa ? kenapa kamu ? aneh nangis sendiri ! “
Bitha semakin menangis, ditariknya tangan Bitha hingga membuat Bitha berdiri dengan wajah yang tertunduk Doni mengangkat wajah Bitha. Memeluk tubuhnya.
“ Inilah aku, still with me? Or go away ? “

Bitha melepas pelukan Doni, memandang Doni yang terperanjat kaget melihat gerakan reflek Bitha yang melepaskan pelukannya.
“ Gadis itu gimana? “ Bitha meletakkan tangannya ke dada Doni dan sambil beruraian air mata
“ Maafkan aku, aku hanya membantunya “
Doni kembali memeluk tubuh Bitha, tubuh keduanya tampak bercahaya karena tersirami warna jingga dari senja.

H.E.N.I.N.G
Keduanya melebur dalam perasaan yang dalam.
Hp Doni bergetar, satu pesan masuk.
From : Naya
Sayang, temui aku malam ini  J

Mata Bitha terbelalak membaca sms itu, dia mengernyitkan dahinya dan berjalan menjauh.
Doni menunduk,
“ Kamu...ngebantu apa ? “ tanya Bitha dengan suara rendah
Tubuh Doni menjauh..

“ Aku gak ngerti kamu sekarang...kamu bertanya... still with me? Or go away ? dan penjelasan apa yang ku dapat ? nothing...Nooool Besar Don...”
Tubuh Bitha menghilang di telan senja. Dan ketika Doni berbalik..Bitha sudah hilang.
Masih tak percaya, kejadian yang baru dialaminya. Dan ternyata ini nyata. Bodohnya Bitha merasa seluruh dunia menertawakannya. Meninggalkan Juna untuk yang lebih baik dia fikir. Dan ternyata...memang Juna yang terbaik. Ah, lagi-lagi Juna..Juna dan selalu dia..tapi kenyataannya disaat Bitha sangat perlu tempat berbagi duka, Juna yang tanpa sengaja hadir begitu saja. Dan Juna juga yang menyelamatkan Bitha dari aksi perampokan di rumahnya dulu. Kemana Doni ?

“ Ah, Doni memang sukanya main-main..nolong apaan itu ? aku Cuma dibohongin terus.. “ air matanya kembali terurai.
Diraihnya HP dan dengan cepat dia memencet nomor Juna..pilihan
Telpon ? gak ya?
Telpon ?
Gak ?
Telpon ?
Gak ?

Dering hp berbunyi dari Hp Bitha, di layar phonecell nya terlihat : Juna. Astaga..kenapa selalu orang ini  yang ada ? dan pilihan kembali mengelitik batik Bitha
Angkat ? gak ya?
Angkat ?
Gak ?
Angkat ?

“ Ah..biarin dulu aja lah..gak enak juga ntar keseringan ngobrol sama dia. Gak enak juga sama ceweknya. Tapi siapa sih ceweknya ? “
Rupanya, nada dering Bitha kembali berbunyi dan masih dari orang yang sama. Akhirnya Bitha mengangkat telpon itu.

“ Bitha,,,lama amat angkatnya ? “
“ Iya maaf, masih dikamar mandi. Ada pa Jun ? “
“ Aku jemput kamu sekarang ya...ini penting banget ! kamu tunggu sebentar. 5 menit lagi..aku sampek kok..ni tinggal lampu merah satu lagi dah masuk komplek kamu. Tungguin “

Klik!

Bitha mengamati layar HP nya, bingung. Dia segera mencuci mukanya yang terus berlinang air mata. Dan, benar juga gak sampek 5 menit Juna sudah menunggu Bitha diruang tamu.
“ Tumben, mau pergi kemana sih ? “
“ Kamu gak ada acara kan ? “
“ Hhmmm....gak ada sih...”
“ Kalau gitu buruan.... “ tangan Juna menggandeng Bitha..sejenak Bitha terperanjat.

“ ,,,,, ”
“ ....... “
Hening.

Mata mereka saling beradu dan Juna melepas genggamannya. “ Sory “. Bitha hanya tersenyum simpul. Juna memacu mobilnya dengan cepat.
“ Kenapa sih buru-buru ? ada apa Juna? Kenapa gak cerita dulu sih ? “ gerutu Bitha dengan kesal
Tapi, Juna masih saja tak bergeming. Dan suasana tercipta jadi canggung. Hening . 30 menit kemudian mereka sampai di sebuah resto yang malam itu ramai pengunjungnya.

“ Kita mau makan ? jauh amat..deket rumah kan biasanya kita makan. Itu dulu sih.. “ mata Bitha menyusuri area parkir.
Matanya menangkap mobil yang terpakir tidak jauh dari mobil Juna berhenti. Sesak terasa. Dia ingat sms yang diterima Doni tadi sore.
Jangan...jangan...  L

“ Bit...kali ini, aku tahu aku salah. Tapi aku gak mau kamu disakiti lagi. “
“ Maksudnya ? “
“ ya, kamu dah liat kan..” Juna menunjukkan mobil Doni
“ Di dalem...ada orang yang kamu kenal. Sama orang yang dijodohin sama aku Bitha..cewek itu yang dijodohin sama aku..dan ternyata apa sekarang ? “
“ jadi...Naya ? itu...”
Juna mengangguk..
Tangan Bitha menutup penuh mukanya. Berusaha menahan tangis yang tak mungkin terbendung. 5 menit...10 menit..15 menit...menit..menit yang berlalu begitu menyiksa. Menghujam jantungnya, ya Tuhan,,,pemandangan apa ini ?

Doni dan Naya keluar dari resto itu dengan mesra dan diselingi canda tawa. Mata Bitha tak bisa berbohong lagi. Dia menangis. Dan Juna terpaku melihat pemandangan itu
Hening.
Mobil Doni keluar dari area resto. Menuju kawasan pantai.
“ Mereka mau ke pantai...kita ikutin atau pulang Tha ? “
“ Kamu gak capek kan ? kamu kuat kan Juna ? ikutin mereka Plisss.... “

Juna mengangguk...mobil Doni dipacu dengan kecepatan cukup tinggi, hingga Juna kehilangan mereka. 20 menit kemudian... Juna berhasil menemukan mobil Doni. Tapi dalam keadaan kosong. Bitha keluar dari mobil, matanya menyusuri mobil Doni yang terpakir tak jauh dari bibir pantai. Dan kejauhan terlihat Doni dan Naya duduk di pasir malam itu.
Bitha berjalan gontai menghampiri Doni.
“ Udah puas Don ? “
Doni langsung balik badan dan kagetnya dia melihat Bitha sudah ada dibelakangnya. Disusul Juna dan Naya hanya menunduk..berjalan menjauh. Juna mengikuti Naya dari belakang. Mereka berjalan menuju mobil. 

Tinggal Doni dan Bitha
Hening tercipta. Bitha makin berurai air mata.
“ Aku capek Don...capek banget...kamu kenapa sih ? “
Doni hanya diam, menggoreskan namanya, Bitha, Naya, Juna..membuat garis yang menghubungkan mereka. Dan sampailah di titik.. dimana garis itu mengarah ke Bitha dan Juna.

“ Aku lakuin ini, agar kamu dengan....” ( tangan Doni menunjuk tulisan nama Juna yang dibuatnya di pasir )
“ Ok..kalau itu mau kamu... “ Bitha beranjak berdiri meninggalkan Doni
“ Tunggu Bitha...dengerin dulu...Bitha...”

Tanpa ada penjelasan...Bitha hanya berlalu menjauh...menghilang begitu saja...sedang Juna dan Naya juga telah pergi dari tempat itu. Bitha pulang dengan taksi. Dan dia hanya mengirim pesan singkat untuk Doni.

“ Bahagiaku bukan dengan orang lain. Bahagia ku ada di kamu. Bagaimana mungkin aku bisa bersama dengan orang yang tidak aku cintai. Kamu tak menginginkan aku. Semoga kamu bahagia. “

Doni terduduk lemas di atas pasir. Air matanya terurai.

Yah...terkadang..kita merelakan orang yang kita cintai pergi karena kita berfikir tak mampu membuatnya bahagia. Seharusnya, kita lebih bijak. Berusaha sekuat tenaga membuat orang yang kita sayangi..bahagia dengan kita.
Baca selengkapnya »

ENd

0 komentar


 " Met Bobok...LOve YoU "
Pukul 06.35 WIB
“ Aduh...catatanku matematika dimana sih ? kenapa bisa gak ada. “
Tanganku masih menyusuri tiap sudut di kamar, terduduk lemas rambutku yang kusisir rapi pun kandas. Berantakan lagi.

“ May.....cepat turun,, ayo sarapan. Sudah siang May.... “ teriak mama dari bawah.
Nafas panjang dan berat terlempar di pagi hari ku cerah. Gak habis pikir, bisa ceroboh melupakan catatan matematika ku. Ku putuskan untuk tidak sarapan dan bergegas menuju sekolah. Bis-bis pun penuh berdesakan dengan orang-orang, kepul asam dari knalpot, rokok menjadi pewangi yang hangat di tiap pagiku.

Pukul 07.00 WIB
Masuk gerbang sekolah yang setengah tertutup rapat, ku percepat langkah dengan setengah berlari. Kemudian terdengar klakson mobil dari arah belakangku dan krrreeeeeeeeeeeeeeekkk....
Terbukalah gerbang itu dengan lebar...
Langkahku terhenti, yeah...kesempatan bagus..makin berlari kencang. Dan wuuuuuuuusss....masuk lah ke kelas. Senyum terkembang dari Santi, teman sebangku ku. Melambaikan tangan dan menyuruhku segera masuk ke dalam kelas.
Hingga...

Bruuuuuuuuuuuuuk, terjatuh...aku terjatuh...

“ Aaaaooooow.... “

Mataku menyusuri sosok yang telah berdiri di depanku, melempar pandangan angkuh dan bergegas menjauh. Setengah berdiri dan membersihkan rok ku.

“ Ya,,,gitu deh, pura-pura gak ngrasa salah..pergi aja jauh-jauh sonooo “ gerutuku
Tubuhnya berhenti dan berbalik. Dari ujung kaki sampai kepala...selalu saja akan menghadirkan tanya.
“ Ya Tuhan...kenapa salah satu makhluk indahMu tersesat di sini ? “ kataku lirih
“ Kamu gak papa ? “
“ Gak kok...Ren “

Ku banting diriku,dengan muka yang makin kusut. Dan pelajaran matematika dimulai..
“ Keluarkan buku catatan kalian...ibu akan periksa catatan yang kalian buat “
“ Mati deh gue Saan... “
“ Kenapa loe... “
“ Catatan gue...catetan gue raib... “
“ Mayaaaa...dasar ceroboh “

Tertunduk lemas dan pasraaah...

Dan, sepanjang hari yang lelah...karna catatan ku yang raib, baju seragam yang kotor, datang terlambat dan ikut tambahan pelajaran Bahasa Inggris dengan pak Rona. Guru favorit...setidaknya bagi mereka yang memang jago bahasa inggris. Sedang aku, cukup mengerti saja dan ikut-ikutan. Dan kenapa aku harus selalu mengikuti tambahan pelajaran dengan anak-anak super seperti mereka*.
  
Setidaknya aku kenal beberapa anak disini, ya mereka bisa membantuku.
*( kau tahu..jika aku bisa menggambar..maka aku akan menggambar sekelompok bule dengan begitu bagus dan mereka sedang melakukan CONVERSATION- yah..C-O-N-V-E-R-S-A-T-I-O-N.) * J
“ May...mau pulang bareng gak ? hari ni dijemput sama Ayah dan sekalian mo makan.. gimana ? “

Ah,, tawaran yang menggiurkan...tapi, karna soal bajuku yang lusuh membuatku merasa..gak deh kalo harus ikut makan sama Sinta. Karna bajuku yang kotor ini. Oooh,
“ Aduh Santi..gue gak bisa ikut. Gak mood banget, makasih ya...gue jalan kaki saja lah. Sambil inget-inget catatan gue. “
“ Loe yakin ? “
Dengan anggukan mantab dan senyum yang lebar menolak ajakan Santi. Dan Santi..meninggalkan ku di tengah taman sekolah. Huft...berjalan menyusuri trotoar...dengan pikiran penuh dengan pola-pola dari buku catatanku. Oh,, kemana sih ?

Gak sadar....awan-awan mulai berderet, membentuk pola-pola. Dan...bulir-bulirnya yang bening...berjatuhan.
“Oh,,,,bagus deh..lengkap sudah. “
Berlari dibawah hujan..dan merasa, kenapa jarak rumah semakin jauh ? akhirnya...aku putuskan berhenti di sebuah gazebo taman komplek rumah.  Menikmati hujan.
“ Loe kenapa ? “ Tanya Santi. Dan tangannya menempelkan tanganya ke dahiku.
“ Biasalah Sant....beberapa hari ni kehujanan. Kurang tidur. Dan.... “
“ Dan...loe...mikirin catatan ini “ dari balik tangan Santi muncullah buku dengan pola polkadot warna warni. Setengah tak percaya, tanganku langsung meraihnya.
“ Dapet dimana loe San ? ini beneran ? “

Santi mengangguk mantap..dan menunjuk ke arah Rendy. Dan senyumku terkembang, dengan berlari penuh semangat tanpa menghiraukan Santi aku bergegas menuju ke kantor guru. Menemui Miss Susi. Guru matematika ku yang seminggu yang lalu menghukumku karena aku tidak mengumpulkan catatan. Padahal taulah..catatan itu raib. Dan kini,tawa kemenangan ada di pihakku. Berhasil membuat Miss Susi menarik lagi kata-katanya.

Tapi,,,kantor guru seakan sangat jauh...dinding-dinding kelas mulai berjalan dan berputar..putar...pening...suara anak-anak di koridor sekolah samar-sama terdengar..dan Santi yang berjalan dibelakangku. Hanya mengucap kata-kata yang entah tak ku mengerti.
Brrruuuuuuuuuuuuuuuuuuk....

“ Tante...tenang, kata dokter...Maya gak papa kok tan...tante jangan nangis terus ya,, “

Klik.

“ Tadi..gue baru aja telpon orang tua Maya dirumah..ngabarin anaknya yang pingsan..emang cuma pingsan dan Maya lupa bawa obatnya. Ya gini deh.. “
“ Emang..dia sakit apa San ? “

Santi hanya tersenyum renyah...
“ Dia gak sakit kok Ren...dia Cuma butuh istirahat. Dan gak lupa minum obat-obatnya. Gitu saja. “
“ Ada yang loe sembunyiin dari Gue kan San ? ada apa ? Gue juga sayang sama Maya San...dan kita orang yang sama-sama sayang sama Maya...harus kerja sama kan buat jagain dia.“

Sayup-sayup terdengar mereka mengobrol disampingku...dan mata ku yang berat memaksaku untuk...tidur sejenak.

Knock..knocck...
Treeeeeeet,,,,derit pintu kamarku terbuka, dari balik pintu itu terlihat orang yang ingin aku lihat setelah aku buka mata.

“ Udah baikan ? “ tanya Rendy. Dari balik punggungnya dia mengeluarkan bunga Rose dan sekotak coklat almond terbungkus warna silver. Berkilat, dan senyumku terkembang. J
Aku hanya mengangguk dan membenarkan posisiku tidurku menjadi duduk. Tangannya hangat membantuku melakukannya. Terkadang ingin pindah posisi jadi duduk saja, aku gak 
sanggup. Dan hari ini pun begitu. Rendy duduk di ranjangku juga.

“ Makasih..seharusnya..loe telpon dulu, gue pengen tampil cantik depan lo Ren...gak kotor dan gak bau...walaupun Cuma sekali. “

Telapak tangannya menggenggam tanganku, mengecup dahiku dengan lembut.

“ Just..being you...n i still loving you.. cepat sembuh ya “

Rasanya..rasa...rasanya...leeegaaaa banggett J
Rendy gak bisa lama-lama jenguk gue...dia harus ikut bimbel di sekolah dengan Santi..mereka pamitan sama Gue...jadi sedih kalau ternyata karna Cuma sakit perut ini dan beberapa kali jatuh pingsan dan mimisan..bisa bikin gue gak masuk sekolah seminggu.

“ Maya...makan buburnya dulu dong...kamu mau kemana ? “
Kaki ku terhenti di depan pintu, membenarkan sepatu ku dan tersenyum lebar ke arah Mama.
“ Maya, Cuma mau keliling sebentar Ma...jenuh tau Ma, dikamar terus...Cuma muter komplek saja kok...daaaa Ma.... “
“ Hati...hati kamu..jangan lupa bawa HP..bukan I-pod....kemarin kamu salah bawa terus..Mama jadi panik.“

“ Iya ma....tenang aja...Maya baik-baik saja kok ”
Sejurus kemudian, sampailah aku di taman komplek rumah yang hanya berjarak beberapa blok dari rumahku. Memainkan HP..memilih list-list musik favorit, dan.... Karen Carpenter: Close To You...menemaniku duduk termangu di tengah senja. Berharap Rendy.. ada disini. J
Jemariku menyusuri note-note yang ada di list HP. Lupa, besok adalah ulang tahun Rendy...yah.. Rendy...buru-buru beranjak dari tempat duduk ku. Langsung menuju ke Mall terdekat. Pengen beliin Rendy sepasang jam tangan yang sama denganku.
Semua barang dan persiapan pesta kejutan untuk Rendy sudah siap. Tinggal besok..yah,,tinggal besok...sepanjang jalan pulang..senyumku terus berkembang...hujan yang turun malam ini, dan HP ku yang terpaksa mati, karena low bat pasti akan membuat mama sangat kwatir, tapi aku harap mama tidak sekawatir biasanya..

Jalanan malam ini macet total..hujan yang turun membuat banjir, genangan air ada dimana-mana. Tinggal beberapa blok menuju ke rumah, sedikit berbasah ria sepertinya tidak masalah.

Aku berjalan menuju rumah, melewati mobil-mobil yang terpaksa harus ngetime beberapa saat karena macet. Buru-buru berlari menyeberang jalan dengan hujan yang cukup deras....
Cciiiiiiiiiiiiiiiiiitttt....brrrrruuuuuuuuuuuuuuuuk....
Mataku berputar, tak sadarkan diri.
Tit...tit...tit...bunyi beberapa mesin dari kabel-kabel yang terpasang di tubuhku membuatku ingin bangun dan melepas semuanya. Aku bisa melihat tubuhku, aku bisa melihat orang-orang yang berlalu lalang. Beberapa suster masih membersihkan lukaku..darah segar masih beberapa kali mengucur dari pelipis kananku...belum sempat dibersihkan. Ada 2 orang dokter yang memeriksaku.
Aku bisa melihat tubuhku....

Mama menangis sejadinya...Ayah berbincang dengan dokter. Dan ketika Santi tiba tangis kembali pecah. Santi memeluk erat tubuh mama yang renta, wajah mama pucat. Aku tak bisa melakukan banyak hal. Ingin menenangkan mama, aku baik-baik saja ma.

Hujan rintik masih turun pagi ini..Mama, Ayah menungguku diluar. Wajah mereka tampak sangat lelah..dan aku, masih mendengar alat-alat yang terpasang di tubuhku. Mama membuka pintu dan duduk disamping ranjang.
“ Maya...bangun nak...sudah pagi...nanti kamu telat masuk sekolah “ kata-kata nya terbata-bata dengan menahan tangis.
“ Ma...sabar ya...Maya pasti kuat Ma...” Kata ayah menenangkan Mama.
Tak lama kemudian, datanglah Rendy. Mama dan Ayah menunggu diluar.
Aku terus mencoba membuka mata ku yang berat. Aku kuat dan aku pasti bisa. Walau berat. Perlahan tanganku bergerak sedikit..menyentuh jemari Rendy dan membuatnya kaget. Lalu mataku mulai kubuka. Terlihat senyum Rendy yang terkembang..Rendy menghampiri orang tuaku. Mereka bertiga kembali lagi dan kini disampingku. Lalu Ayah memanggil dokter. Hanya 1 dokter yang memeriksa tubuhku. Tanganku terus menunjuk beberapa kantung plastik yang aku beli untuk Rendy. Dan mama mengambilkannya.
Rendy membuka bungkusan plastik itu, dan mengambil jam lalu memakainya..salah satunya dipakaikan untukku.
“ Ini pasti kado ulang tahunku kan ? makasih ya Maya... “

Air mataku berlinang...senyum terkembang diantara selang-selang nafas diwajah ku...aku ingin menyampaikan sesuatu..aku ingin bilang sama Rendy..tapi, nafasku berat. Mataku berputar. Suara-suara dari mesin-mesin itu semakin meninggi, tubuhku bergetar.
Suara mesin berderit panjang...tangis Mama pun pecah sejadi jadinya...wajah Rendy pucat dan suasana berubah. Masih hujan rintik yang mengguyur dengan lembut. Aku meilhat Rendy duduk lemas dan Santi menangis di bahunya..dua orang yang aku sayangi.
tubuhku dipeluknya dengan erat...dengan lirih terucap  " Met Bobok...Love YoU "
Rounded Rectangle: Mungkin Tuhan...tak ijinkan sekarang.
Rendy...aku ingin menyampaikan sendiri padamu. Kemarin. Tapi entah, rasanya aku gak akan bisa bilang sendiri. Mungkin sekarang, aku hanya akan bisa melihatmu di setiap hujan Ren..
Aku akan jadi salah satu bintang terang dimalam-malam kamu. Bahagialah dengan hidupmu..Aku menyayangi kamu selalu...
Maya,,
J
 









Mobil Rendy terpacu dengan cukup santai.. menikmati hujan yang terus mengguyur sejak pagi, pulang dari mengantarku..sayup-sayup lantunan lagu dari padi menemaninya pulang ke rumah. Pulang dengan hari baru. Dan aku, duduk disamping kemudinya..melihatnya..dari jauh. Perlahan..suatu hari nanti.
“ Tetaplah menjadi bintang dilangit...agar cinta kita akan abadi...biarlah sinarmu tetap menerangi alam ini, agar menjadi saksi cinta kita....berduaaaaaa.... “
Lagu Padi menemaninya membelah jalanan yang basah.
Baca selengkapnya »

SEsal >>

0 komentar
yang terkadang sulit untuk difikirkan adalah sebuah rasa...


P.E.N.Y.E.S.A.L.A.N

yap...cukup padat dan jelas..

penyelasan...
kata dasar  S>E>S>A>L

ya...sesal...

penyesalan itu....
bagai gaung kalbu...
dentingnya keras..tapi tak terdengar...
lamat..lamat...

menganak jadi duka
lama-lama akan jadi gema
sukma yang merongrong...




penyesalan...

yang jadi selimut hari-hari sendu...


Baca selengkapnya »

Dimulai dari Hujan

3 komentar

Cerita baru dimulai,

Gimana sih rasanya jatuh cinta ?
Pertanyaan seperti itu mulai terpatri di hatiku sejak 2 bulan lalu. Sejak hujan turun begitu saja tanpa ada 
pertanda. Padahal hari itu matahari sangat terik dan panas.

“ Ya ampuuuuuun.... kenapa bisa tiba-tiba hujan turun sih ? “
Mempercepat langkah menuju halte terdekat. Berdesakan di halte ini. Anak sekolahan, penjual gorengan, loper koran, ibu-ibu PNS, pengamen, tukang bakso yang kebanjiran order sibuk jadi satu di halte sempit ini. 
Dan aku termangu di sudut, memainkan rambut yang setengah basah.

#play : lady antebellum : need you now
Memasang headset dan mengamati awan yang berderet berubah menjadi kelabu..lama-lama menjadi hitam. Lagu itu masih mengalun sayup-sayup.

Bis-bis kota berlalu sangat liar...ku mengacuhkannya. Sengaja. Rasanya malas untuk pulang dengan baju setengah basah seperti ini. Memilih menikmati hujan walau di halte ini hanya tinggal loper koran dan penjual bakso yang tersenyum sumringah menawarkan baksonya padaku. Dengan sedikit gelengan kepala dariku penjual itu lalu mengangguk dan mengeluarkan uang dari sakunya. Senyumnya melebar..uangnya tertempel di dadanya.

Rasa-rasanya bajuku ditarik oleh seseorang..dengan berdebar, kubalikkan tubuhku. Dan ada seseorang disana mengangkat alisnya tinggi-tinggi membuat melorot kacamata yang dipakainya. Cowok berkemeja kotak abu-abu seperti menggerutu, mengumbar kata-kata padaku. Aku hanya menggeleng dan mengacuhkannya.

“ Mbak...rambutmu itu lo..ganggu banget....” katanya sambil mencopot headset yang aku pakai lalu sekilas pergi menjauh.
“ Aduh..sakit tau....yang sopan dong. “ gerutu ku dengan nada tinggi
“ Mbak yang kurang sopan duluan..kira-kira dong kalau mau ngeringin rambut. “
“ Ish....sebelnya..bukan main. Terserahku dong, mau gimana-gimana...emangnya ganggu kamu apa ? “
“ Cewek aneh ! tauuuuuuuuuuuuuuuuu!!! “

Ups,, wajahku langsung memerah. Mengamati kanan kiri, pandangan jadi kabur kepala kliyengan.
“ Sory deh bang “
“ Bang?? ( nunjuk ke arah tukang bakso ) tuh..abang tukang bakso..”
“ Mana aku tahu kalau kamu disitu “
“ Ya jelas gak tau..kamu sibuk sama dunia kamu sendiri..”
“ Kenalin... gue Teta..sory ya... mau makan bakso ? ”
“ Lu pikir...bakso ? hmm..ok dah... “ jemarinya membentuk angka V di udara, segera saja abang tukang bakso makin sumringah. Senyum kami pun terkembang juga. J

Hujan kali ini..mengantarkanku dekat denganmu..tanpa tau kamu...

“ Dih,,,girang sendiri pagi-pagi gini.. ada apa sih ? ditembak ? “
“ Ih,,,,kamu tuh, jangan nyindir dong..kamu tau aku anti banget gituan.. “
“ Jangan cemberut...ada apa ? “
“ Seminggu yang lalu. Di halte ini, waktu hujan rintik-rintik gitu,,aku mah ketemu sama cowok paling yahut dah...”
“ O ya? Serius lo....mana ada sih ? disini yang mangkal palingan tukang bakso itu, loper koran sama pengamen..loe salah liat kali... “
“ Ih...seriusan nih...gue juga pernah makan bakso juga sama dia..lo gak percaya, tanya aja tuh sama abangnya. “

“ Iya deh...namanya sapa sih ? rumahnya ? kuliah dimana? Jurusan apa Teta? Jangan-jangan satu kampus juga sama kita? Kan lumayan tuh Tet..jadi kamu gak Cuma terkenal jadi Miss non tembak. Hahahahhaha “
“ Tega banget lu ya....seneng nih temennya dikatain gitu...”

Risa masih menahan tawanya..sejurus kemudian bis ke arah kampus kami pun datang. Seminggu yang lalu menyenangkan..
Hujan turun lagi,

Dan aku sudah ada di halte ini. Halte yang sama ketika 3 minggu yang lalu aku bertemu dengannya. Ya, berharap-harap cemas bisa jumpa lagi dengannya. Oh Tuhan...setidaknya kali ini saja..biarkan cinta tak hanya mampir padaku..biarkan aku juga menjadi pemuja cinta seperti orang-orang yang dimabuk cinta.
Lama-lama..menanti, hujan mulai reda, abang bakso sudah menutup dagangannya, loper koran juga telah selesai membungkus dagangannya. Dan mereka berjalan beriringan keluar dari halte ini. Tinggal aku sendiri. Ku pasang headset ku.. dan memutar memejamkan mata.

Ku rasakan, ada seseorang yang baru saja duduk disebelahku, wanginya tersaji begitu saja..mengalir masuk dalam tiap sel-sel tubuhku..melekat mungkin mengendap. Buru-buru ku buka mata melepas headsetku. Senyumku terkembang.
“ Udah lama disini ? nungguin sapa ? kan udah gak hujan ? Teta ? “ tanya dengan senyum manis tersaji untukku.

Dia beranjak berdiri dan melangkah menjauh dari tempat dudukku.
“ Hei...tunggu dong..mau anterin aku pulang ? “
Dia hanya tersenyum, melepas jaket abu-abunya dan menyerahkannya padaku. Aku memakainya tanpa banyak berkata-kata. J wanginyaaaaaaaaaaaaaaaa...
Sepanjang jalan..obrolan tercipta begitu saja...mengalir apa adanya..begitu banyak tawa yang terbuang..
“ Teta....” tiba-tiba laju kakinya melambat...wajahnya menunduk..air mukanya berubah
“ Iya, kamu kenapa ? sakit ? masuk angin ? “ tanganku mencekengkram lengannya. Begitu kurus dia malam ini, matanya tiba-tiba sayu...
“ Aku minta maaf,, aku sa.... “ mulutnya tak bisa terucap lagi..
“ Kamu kenapa ? “ mataku mulai berkaca-kaca..sesak menghampiriku begitu saja

Lengannya berubah dingin....melayang...tubuh kami melayang...aku merasa...apa cinta seperti ini ? jika cinta ingin diucap..apakah rasanya seperti ini ? batinku mulai menebar tanya kemana-mana. Ada cahaya putih yang mulai menyoroti tubuh kami yang melayang. Di jalan raya ini, seakan tak berpenghuni, sepi dan hanya ada aku dan dia yang entah sapa namanya.

Hei...kemana semua orang ? ingin rasanya aku berteriak..tapi tak bisa. Tubuhku diraihnya dan dipeluk dengan kuat olehnya. Entah...mata ini tiba-tiba menangis..mengalirkan butiran-butiran hangat.
“ aku sayang sama kamu Teta...tapi, kita gak bisa bersatu ? maafkan aku.. setelah aku nyatain perasaan ini sama kamu. Aku bakalan gak ada Teta...selama ini aku Cuma bisa mengamati kamu dari jauh. Aku sebenarnya ada tiap kamu cari aku. Tapi wujudku gak bisa kamu lihat. Kamu Cuma bisa rasain aku. “

Jantungku berdegub makin cepat...apa-apaan ini ? apa kemajuan IT bisa secepat ini ? membuat manusia melayang begitu lama dan semakin tinggi ? mataku masih mengamati sekitarku. Pohon-pohon makin menjauh dan semakin kecil. Masih dalam pelukannya.
“ Maksud kamu apa ?  kamu siapa ? “ tanyaku dengan terisak
“ Aku sayang kamu Teta...tapi keadaanku tidak bisa denganmu..jangan banyak bertanya...dengarkan aku..sebulan setelah hari ini. Aku akan datang lagi padamu. Dengan seutuhnya aku. Temui aku secepatnya. Kamu dengar itu Teta...aku gak mau kehilangan kamu Tet...waktuku gak banyak...”

Lama-lama tubuhku menjauh darinya..sinar putih masih menyoroti tubuhnya..sedang tubuhku seakan turun begitu cepat. Tanganku ingin meraihnya..tapi tak bisa. Sungguh tak bisa...aku berteriak memanggilnya yang entah sapa namanya.. Tuhan..cinta macam apa ini yang tersaji untukku..
Aku menangis putus asa di tengah hujan.

Kejadian itu berlalu begitu cepat...aku masih dengan setia menunggunya..masih tak mengerti dengan semua perkataannya. Ku bertanya-tanya..tapi tak menemukan jawabannya. Dan entah, kenapa tukang bakso itu dan loper koran juga lupa dengan dirinya. Padahal mereka terlihat akrab dulu.
“ Ada apa ini ? “
Hujan,, hujan turun begitu saja tanpa ada pertanda. Padahal hari itu matahari sangat terik dan panas.
“ya ampuuuuuun.... kenapa bisa tiba-tiba hujan turun sih ? “

Mempercepat langkah menuju halte terdekat. Berdesakan di halte ini. Anak sekolahan, penjual gorengan, loper koran, ibu-ibu PNS, pengamen, tukang bakso yang kebajiran order sibuk jadi satu di halte sempit ini. Dan aku terpatri di sudut, memainkan rambut yang setengah basah.

#play : lady antebellum : need you now
Memainkan rambut ku yang basah. Disampingku duduk seseorang. Wangi yang aku kenal..kemeja yang pernah aku lihat. Dan cowok berkacama dengan mata sayu. Melempar senyum yang aku ingat. Tapi aku mengacuhkannya...walau roll-roll film masa lalu itu terulang begitu saja. Dan aku berjalan menjauh ditengah rintik air langit dengan samak langit yang gelap. Langkahku makin ku percepat. Tak ingin terulang kejadian  yang lalu. Air mata ini mengalir bersama hujan.

“ Gue Niko, Tetaaaaaaaa “  teriak seseorang dari belakang. Langkahku melambat. Menunduk sedih, mungkin hanya seru angin saja. Tak kuperdulikan teriakannya dan semakin berjalan menjauh dari halte itu.
“ Kamu mau kemana ?  aku gak akan hilang lagi. Aku sudah utuh sekarang. Teta aku sayang sama kamu . “
“ Aku tahu,, itu kamu Niko “ senyum ku terkembang. Tangannya menggengam tanganku erat.
Niko, teman satu kampusku,

dan....Cinta kami bermulai dari hujan,,
J
Baca selengkapnya »

Kemarin,,

0 komentar

Hujan



Maafkan aku..lagi-lagi, aku menjadikanmu alasan.

Akan c***a.
Karena aku suka baumu...
Tetes pertamamu yang basah jatuh di keringnya tanah


*
Pola-pola yang hadir di tanah yang berdebu
Polkadot
Setidaknya begitu
Rintikmu, mulai turun
Berderik dan  cepat
Diam-diam tapi banyak

*
Aku ingin hujan,
Yang datang sembunyi-sembunyi..
Seperti caraku mencintaimu

*
Tak perlu tanda
Tak perlu persiapan
Yang ditahu
Tanpa perlu perpanjangan syarat-syarat

*
Jujur dan begitu saja
Karena..
Tiada alasan bagiku,
Cukup dirimu..menjadi dirimu..



Agar aku bisa mencintaimu dengan caraku
Dan bau hujan seperti sore ini
Ada senja yang setia di kiri

temukan....

Kamu temukan,
Kata

cintaku

 disitu
Baca selengkapnya »

PPL nya,,,

0 komentar





ni kegiatan biasanya setelah upacara bendera hari senin...waktu PPL di SD,,kita juga harus ikutan upacara lo...nah,,,dresscode nya itu..hitam putih almamater...pake jilbab hitam juga...

yang sadar kamera...di belakangku...ada pebri...yang sebelah kanan...ada arum tuh...yang sampingku ada evi...

seru..seru...kayaknya lagi nulis agenda harian deh....
ups..ada remote tivi juga...
sebenarnya tempat kita ada di perpustakaan...basecamp kita selama PPL gitu...





nah...mulai keliatan lengkap semua wajahnya...
itu foto diambil bareng guru di SDN itu..kita sering manggilnya bu Lis...yang pake jilbab cream itu lo...

cantik ya???
hehehe....


masih banyak foto-foto yang diambil...waktu PPL....
cerita foto ini...ya seperti diatas,,,

diambil waktu iseng sebenarnya...
bagus kan...
Baca selengkapnya »

Setiap hari

0 komentar

Kali ini, aku mau cerita soal murid Di tempat aku lakuin PPL.  
Namanya.. Dyah Wahyuni..


·                                                                                                                                  pose 1 : malu2 gitu

Setiap pagi dihadapanku, ketika motor maticku memasuki halaman di SDN itu, halaman yang cukup luas dan rindang..sudah banyak anak-anak berpakaian seragam melakukan aktivitas disana, ada yang bermain, berlari, menyapa bapak-ibu guru, menyapa kami juga ( mahasiswa PPL ) dari kelas 1-6 berjabat tangan dengan kami.

Ya,,,setiap pagi..membawa spirit baru..J

Namanya Dyah Wahyuni.. terkadang aku salah memanggil namanya.
Pernahkah kaliah berfikir..bahwa terkadang memang susah menghafalkan nama-nama murid yang jumlahnya banyak. Apalagi di SDN itu, kelasnya paralel..jadi ada 18 kelas disana..
Lumayan,

Jadi harap maklum ya, kalau aku masih sering lupa nyebutin nama-nama anak didik ku.
But, someday...

Akan hafal kok... J
Terkadang, aku menyebut Dyah itu Novia..soalnya.. chubby banget semuanya...  nih fotonya...


·         Suka yang mana>>

Hahahhaha,,,’

Dyah itu, kalau lagi salaman sama aku..suka lama..trus kalau sudah salaman gitu, sukanya colek-colek jilbab yang aku pakai..ngajakin ngobrol..bahas macem-macem..soal kutek juga..hhahahaha. pernah di dengerin sama Kepseknya juga..

Seru abis...

Kalau jam masuk pelajaran sudah dimulai...Dyah/Yuni itu..lari aja gitu ke kelas... J

Jam istirahat berbunyi..biasanya beberapa anak gitu maen ke perpus..perpus itu markas kami...ya, ruangnya 
lumayanlah PW abiiiiss..fasilitas lengkap..gak percaya, maen ajah...ke SDN itu J
*
Nih, beberapa foto yang aku ambil sama Dyah kemarin..





eh..eh.. imut yang mana nih???? 
aahihihihihih

inget juga buat foto sama novia.... * remember me ya *



ada hal-hal kecil yang aku lakuin tiap pagi...dengan muridku...
salah satunya..bermain hom pim pa...

mo uplod foto-foto itu juga ah...

enjoy PPL sangat...

Baca selengkapnya »

Kejutan Manis

0 komentar


Well, hari ini..banyak kejutan.

Pernah gak kamu..ya kamu..ketemu sama orang yang disuka tanpa sengaja??
*

Ya..hari ini, malam ini (tepatnya kemarin sore menjelang magrib) tanpa sengaja, tanpa diduga, tanpa direncanakan antara aku dengannya (tentunya sudah direncanakan sama Allah SWT dong )...kami bertemu!
Suprise banget! Ketemu sama orang yang gak kita sangka bisa ketemu ditempat itu (tempat yang sama dengan kita saat itu tentunya). Lagi-lagi tanpa rencana..tanpa jadwal.

Rasanya beda...

Kenapa?

Karena..aduh, gak bisa jelasinnya. Seperti ada percik-percik kecil berhamburan saat mata kami bertemu..
Rasanya seperti waktu berhenti sejenak. Ah, lagi gak mau puitis.

*
Yeah..bertemu dengan orang tanpa sengaja, tanpa direncanakan sebelumnya luar biasa. Banyak orang bilang.. dunia ini kecil..ya, jadi kecil karena sekarang kita bisa menggunakan berbagai IT dong buat dengan sengaja merencanakan pertemuan kita.

Tapi,,tapi,, sudah biasa seperti itu.. tinggal kirim sms atau telpon atau email, atau YM. Atau Wall-an FB , nentuin TTW ( tempat, tanggal, waktu ) dan D...L...L...

Biasaaaaaaaaaaaaaaaa....sudah wajar kan??

Ngrasain tangan-tangan Tuhan dengan ajaib menarik kita saling dekat dengan orang itu. Yah..orang itu..orang yang mungkin ingin banget kita temuin, tapi kita milih diam. Seperti aku. Lebih memilih  berharap-harap cemas (H2C) dengan sangat.

Suatu saat..bisa bertemu lagi..

Cipratan-cipratan Tuhan..kuasa-kuasanya menarik diri kita bertemu dengan orang itu.



Beda lagi pas kita emang udah janjian sama orang itu. Dalam diri kita, mind set kita, mulai dari drescode yang bakal kita pakai, bahan-bahan yang bakal kita omongin, rencana mau makan dimana ? guyonan-guyonan yang bakal kita lontarkan.

Ah..rasanya pas nunggu jam ketemuan itu..sungguh menyiksa bukan ?
Bukankah kamu..kamu..pernah mengalaminya ? apalagi kalau kita dari pertama emang belum pernah ketemu sama orang itu.

Perubahan-perubahan akan terjadi pada diri kita, mulai cara kita ngomong ( lebih dibuat kesan ), cara sikap, makan, minum.
Ah...rasanya kesan pertama harus perfect !!
Well...

So different...
Ketemuan dengan orang yang sudah kita rencanakan sebelumnya, sudah wajar terjadi.

Sekarang coba kamu rasain..sensasi ketemu sama orang yang kita suka ditempat yang mungkin gak terfikir olehmu. Entah dikeramaian, di pasar, toko buku, salon, plasa, alun-alun.. :-p

Bertemu sama orang yang kita suka tanpa kita rencanakan...
Seperti menjadi apa adanya kita, tanpa baju yang sudah direncanakan jauh-jauh hari, bahan-bahan obrolan yang kita siapin dari rumah. Apapunlah..

Just being me..
Menjadi apa adanya kita saat itu,
Ingin menyapa, ---- malu ----
Gak nyapa , --- aduh --- kapan lagi ?
Aduh, --- mo ngomong apa ni ?
Dia ingat aku gak ya ? --- disapa gak ya ??

*’
Rasa-rasa seperti itu..
Mungkin dari kamu...ya kamu ada yang pernah ngalamin kayak aku. Gimana ?? menikmati rencana Tuhan dan menjalaninya apa adanya..

Bersyukur bisa bertemu orang itu, bertemu dan sekedar melempar senyum,,

Kejutan-kejutan kecil tersaji, seperti kembang api berhamburan di langit2 hatiku
Lentera dinyalakan dengan terang..ya,, hum..
Kejutan kecil hari ini

Semoga terulang kembali,, tanpa direncanakan oleh ku..hanya H2C dengan mu


J

Baca selengkapnya »
 

Copyright © 2012 • Piece ♥f SHA