Dimulai dari Hujan

3 komentar

Cerita baru dimulai,

Gimana sih rasanya jatuh cinta ?
Pertanyaan seperti itu mulai terpatri di hatiku sejak 2 bulan lalu. Sejak hujan turun begitu saja tanpa ada 
pertanda. Padahal hari itu matahari sangat terik dan panas.

“ Ya ampuuuuuun.... kenapa bisa tiba-tiba hujan turun sih ? “
Mempercepat langkah menuju halte terdekat. Berdesakan di halte ini. Anak sekolahan, penjual gorengan, loper koran, ibu-ibu PNS, pengamen, tukang bakso yang kebanjiran order sibuk jadi satu di halte sempit ini. 
Dan aku termangu di sudut, memainkan rambut yang setengah basah.

#play : lady antebellum : need you now
Memasang headset dan mengamati awan yang berderet berubah menjadi kelabu..lama-lama menjadi hitam. Lagu itu masih mengalun sayup-sayup.

Bis-bis kota berlalu sangat liar...ku mengacuhkannya. Sengaja. Rasanya malas untuk pulang dengan baju setengah basah seperti ini. Memilih menikmati hujan walau di halte ini hanya tinggal loper koran dan penjual bakso yang tersenyum sumringah menawarkan baksonya padaku. Dengan sedikit gelengan kepala dariku penjual itu lalu mengangguk dan mengeluarkan uang dari sakunya. Senyumnya melebar..uangnya tertempel di dadanya.

Rasa-rasanya bajuku ditarik oleh seseorang..dengan berdebar, kubalikkan tubuhku. Dan ada seseorang disana mengangkat alisnya tinggi-tinggi membuat melorot kacamata yang dipakainya. Cowok berkemeja kotak abu-abu seperti menggerutu, mengumbar kata-kata padaku. Aku hanya menggeleng dan mengacuhkannya.

“ Mbak...rambutmu itu lo..ganggu banget....” katanya sambil mencopot headset yang aku pakai lalu sekilas pergi menjauh.
“ Aduh..sakit tau....yang sopan dong. “ gerutu ku dengan nada tinggi
“ Mbak yang kurang sopan duluan..kira-kira dong kalau mau ngeringin rambut. “
“ Ish....sebelnya..bukan main. Terserahku dong, mau gimana-gimana...emangnya ganggu kamu apa ? “
“ Cewek aneh ! tauuuuuuuuuuuuuuuuu!!! “

Ups,, wajahku langsung memerah. Mengamati kanan kiri, pandangan jadi kabur kepala kliyengan.
“ Sory deh bang “
“ Bang?? ( nunjuk ke arah tukang bakso ) tuh..abang tukang bakso..”
“ Mana aku tahu kalau kamu disitu “
“ Ya jelas gak tau..kamu sibuk sama dunia kamu sendiri..”
“ Kenalin... gue Teta..sory ya... mau makan bakso ? ”
“ Lu pikir...bakso ? hmm..ok dah... “ jemarinya membentuk angka V di udara, segera saja abang tukang bakso makin sumringah. Senyum kami pun terkembang juga. J

Hujan kali ini..mengantarkanku dekat denganmu..tanpa tau kamu...

“ Dih,,,girang sendiri pagi-pagi gini.. ada apa sih ? ditembak ? “
“ Ih,,,,kamu tuh, jangan nyindir dong..kamu tau aku anti banget gituan.. “
“ Jangan cemberut...ada apa ? “
“ Seminggu yang lalu. Di halte ini, waktu hujan rintik-rintik gitu,,aku mah ketemu sama cowok paling yahut dah...”
“ O ya? Serius lo....mana ada sih ? disini yang mangkal palingan tukang bakso itu, loper koran sama pengamen..loe salah liat kali... “
“ Ih...seriusan nih...gue juga pernah makan bakso juga sama dia..lo gak percaya, tanya aja tuh sama abangnya. “

“ Iya deh...namanya sapa sih ? rumahnya ? kuliah dimana? Jurusan apa Teta? Jangan-jangan satu kampus juga sama kita? Kan lumayan tuh Tet..jadi kamu gak Cuma terkenal jadi Miss non tembak. Hahahahhaha “
“ Tega banget lu ya....seneng nih temennya dikatain gitu...”

Risa masih menahan tawanya..sejurus kemudian bis ke arah kampus kami pun datang. Seminggu yang lalu menyenangkan..
Hujan turun lagi,

Dan aku sudah ada di halte ini. Halte yang sama ketika 3 minggu yang lalu aku bertemu dengannya. Ya, berharap-harap cemas bisa jumpa lagi dengannya. Oh Tuhan...setidaknya kali ini saja..biarkan cinta tak hanya mampir padaku..biarkan aku juga menjadi pemuja cinta seperti orang-orang yang dimabuk cinta.
Lama-lama..menanti, hujan mulai reda, abang bakso sudah menutup dagangannya, loper koran juga telah selesai membungkus dagangannya. Dan mereka berjalan beriringan keluar dari halte ini. Tinggal aku sendiri. Ku pasang headset ku.. dan memutar memejamkan mata.

Ku rasakan, ada seseorang yang baru saja duduk disebelahku, wanginya tersaji begitu saja..mengalir masuk dalam tiap sel-sel tubuhku..melekat mungkin mengendap. Buru-buru ku buka mata melepas headsetku. Senyumku terkembang.
“ Udah lama disini ? nungguin sapa ? kan udah gak hujan ? Teta ? “ tanya dengan senyum manis tersaji untukku.

Dia beranjak berdiri dan melangkah menjauh dari tempat dudukku.
“ Hei...tunggu dong..mau anterin aku pulang ? “
Dia hanya tersenyum, melepas jaket abu-abunya dan menyerahkannya padaku. Aku memakainya tanpa banyak berkata-kata. J wanginyaaaaaaaaaaaaaaaa...
Sepanjang jalan..obrolan tercipta begitu saja...mengalir apa adanya..begitu banyak tawa yang terbuang..
“ Teta....” tiba-tiba laju kakinya melambat...wajahnya menunduk..air mukanya berubah
“ Iya, kamu kenapa ? sakit ? masuk angin ? “ tanganku mencekengkram lengannya. Begitu kurus dia malam ini, matanya tiba-tiba sayu...
“ Aku minta maaf,, aku sa.... “ mulutnya tak bisa terucap lagi..
“ Kamu kenapa ? “ mataku mulai berkaca-kaca..sesak menghampiriku begitu saja

Lengannya berubah dingin....melayang...tubuh kami melayang...aku merasa...apa cinta seperti ini ? jika cinta ingin diucap..apakah rasanya seperti ini ? batinku mulai menebar tanya kemana-mana. Ada cahaya putih yang mulai menyoroti tubuh kami yang melayang. Di jalan raya ini, seakan tak berpenghuni, sepi dan hanya ada aku dan dia yang entah sapa namanya.

Hei...kemana semua orang ? ingin rasanya aku berteriak..tapi tak bisa. Tubuhku diraihnya dan dipeluk dengan kuat olehnya. Entah...mata ini tiba-tiba menangis..mengalirkan butiran-butiran hangat.
“ aku sayang sama kamu Teta...tapi, kita gak bisa bersatu ? maafkan aku.. setelah aku nyatain perasaan ini sama kamu. Aku bakalan gak ada Teta...selama ini aku Cuma bisa mengamati kamu dari jauh. Aku sebenarnya ada tiap kamu cari aku. Tapi wujudku gak bisa kamu lihat. Kamu Cuma bisa rasain aku. “

Jantungku berdegub makin cepat...apa-apaan ini ? apa kemajuan IT bisa secepat ini ? membuat manusia melayang begitu lama dan semakin tinggi ? mataku masih mengamati sekitarku. Pohon-pohon makin menjauh dan semakin kecil. Masih dalam pelukannya.
“ Maksud kamu apa ?  kamu siapa ? “ tanyaku dengan terisak
“ Aku sayang kamu Teta...tapi keadaanku tidak bisa denganmu..jangan banyak bertanya...dengarkan aku..sebulan setelah hari ini. Aku akan datang lagi padamu. Dengan seutuhnya aku. Temui aku secepatnya. Kamu dengar itu Teta...aku gak mau kehilangan kamu Tet...waktuku gak banyak...”

Lama-lama tubuhku menjauh darinya..sinar putih masih menyoroti tubuhnya..sedang tubuhku seakan turun begitu cepat. Tanganku ingin meraihnya..tapi tak bisa. Sungguh tak bisa...aku berteriak memanggilnya yang entah sapa namanya.. Tuhan..cinta macam apa ini yang tersaji untukku..
Aku menangis putus asa di tengah hujan.

Kejadian itu berlalu begitu cepat...aku masih dengan setia menunggunya..masih tak mengerti dengan semua perkataannya. Ku bertanya-tanya..tapi tak menemukan jawabannya. Dan entah, kenapa tukang bakso itu dan loper koran juga lupa dengan dirinya. Padahal mereka terlihat akrab dulu.
“ Ada apa ini ? “
Hujan,, hujan turun begitu saja tanpa ada pertanda. Padahal hari itu matahari sangat terik dan panas.
“ya ampuuuuuun.... kenapa bisa tiba-tiba hujan turun sih ? “

Mempercepat langkah menuju halte terdekat. Berdesakan di halte ini. Anak sekolahan, penjual gorengan, loper koran, ibu-ibu PNS, pengamen, tukang bakso yang kebajiran order sibuk jadi satu di halte sempit ini. Dan aku terpatri di sudut, memainkan rambut yang setengah basah.

#play : lady antebellum : need you now
Memainkan rambut ku yang basah. Disampingku duduk seseorang. Wangi yang aku kenal..kemeja yang pernah aku lihat. Dan cowok berkacama dengan mata sayu. Melempar senyum yang aku ingat. Tapi aku mengacuhkannya...walau roll-roll film masa lalu itu terulang begitu saja. Dan aku berjalan menjauh ditengah rintik air langit dengan samak langit yang gelap. Langkahku makin ku percepat. Tak ingin terulang kejadian  yang lalu. Air mata ini mengalir bersama hujan.

“ Gue Niko, Tetaaaaaaaa “  teriak seseorang dari belakang. Langkahku melambat. Menunduk sedih, mungkin hanya seru angin saja. Tak kuperdulikan teriakannya dan semakin berjalan menjauh dari halte itu.
“ Kamu mau kemana ?  aku gak akan hilang lagi. Aku sudah utuh sekarang. Teta aku sayang sama kamu . “
“ Aku tahu,, itu kamu Niko “ senyum ku terkembang. Tangannya menggengam tanganku erat.
Niko, teman satu kampusku,

dan....Cinta kami bermulai dari hujan,,
J
Baca selengkapnya »

Kemarin,,

0 komentar

Hujan



Maafkan aku..lagi-lagi, aku menjadikanmu alasan.

Akan c***a.
Karena aku suka baumu...
Tetes pertamamu yang basah jatuh di keringnya tanah


*
Pola-pola yang hadir di tanah yang berdebu
Polkadot
Setidaknya begitu
Rintikmu, mulai turun
Berderik dan  cepat
Diam-diam tapi banyak

*
Aku ingin hujan,
Yang datang sembunyi-sembunyi..
Seperti caraku mencintaimu

*
Tak perlu tanda
Tak perlu persiapan
Yang ditahu
Tanpa perlu perpanjangan syarat-syarat

*
Jujur dan begitu saja
Karena..
Tiada alasan bagiku,
Cukup dirimu..menjadi dirimu..



Agar aku bisa mencintaimu dengan caraku
Dan bau hujan seperti sore ini
Ada senja yang setia di kiri

temukan....

Kamu temukan,
Kata

cintaku

 disitu
Baca selengkapnya »

PPL nya,,,

0 komentar





ni kegiatan biasanya setelah upacara bendera hari senin...waktu PPL di SD,,kita juga harus ikutan upacara lo...nah,,,dresscode nya itu..hitam putih almamater...pake jilbab hitam juga...

yang sadar kamera...di belakangku...ada pebri...yang sebelah kanan...ada arum tuh...yang sampingku ada evi...

seru..seru...kayaknya lagi nulis agenda harian deh....
ups..ada remote tivi juga...
sebenarnya tempat kita ada di perpustakaan...basecamp kita selama PPL gitu...





nah...mulai keliatan lengkap semua wajahnya...
itu foto diambil bareng guru di SDN itu..kita sering manggilnya bu Lis...yang pake jilbab cream itu lo...

cantik ya???
hehehe....


masih banyak foto-foto yang diambil...waktu PPL....
cerita foto ini...ya seperti diatas,,,

diambil waktu iseng sebenarnya...
bagus kan...
Baca selengkapnya »

Setiap hari

0 komentar

Kali ini, aku mau cerita soal murid Di tempat aku lakuin PPL.  
Namanya.. Dyah Wahyuni..


·                                                                                                                                  pose 1 : malu2 gitu

Setiap pagi dihadapanku, ketika motor maticku memasuki halaman di SDN itu, halaman yang cukup luas dan rindang..sudah banyak anak-anak berpakaian seragam melakukan aktivitas disana, ada yang bermain, berlari, menyapa bapak-ibu guru, menyapa kami juga ( mahasiswa PPL ) dari kelas 1-6 berjabat tangan dengan kami.

Ya,,,setiap pagi..membawa spirit baru..J

Namanya Dyah Wahyuni.. terkadang aku salah memanggil namanya.
Pernahkah kaliah berfikir..bahwa terkadang memang susah menghafalkan nama-nama murid yang jumlahnya banyak. Apalagi di SDN itu, kelasnya paralel..jadi ada 18 kelas disana..
Lumayan,

Jadi harap maklum ya, kalau aku masih sering lupa nyebutin nama-nama anak didik ku.
But, someday...

Akan hafal kok... J
Terkadang, aku menyebut Dyah itu Novia..soalnya.. chubby banget semuanya...  nih fotonya...


·         Suka yang mana>>

Hahahhaha,,,’

Dyah itu, kalau lagi salaman sama aku..suka lama..trus kalau sudah salaman gitu, sukanya colek-colek jilbab yang aku pakai..ngajakin ngobrol..bahas macem-macem..soal kutek juga..hhahahaha. pernah di dengerin sama Kepseknya juga..

Seru abis...

Kalau jam masuk pelajaran sudah dimulai...Dyah/Yuni itu..lari aja gitu ke kelas... J

Jam istirahat berbunyi..biasanya beberapa anak gitu maen ke perpus..perpus itu markas kami...ya, ruangnya 
lumayanlah PW abiiiiss..fasilitas lengkap..gak percaya, maen ajah...ke SDN itu J
*
Nih, beberapa foto yang aku ambil sama Dyah kemarin..





eh..eh.. imut yang mana nih???? 
aahihihihihih

inget juga buat foto sama novia.... * remember me ya *



ada hal-hal kecil yang aku lakuin tiap pagi...dengan muridku...
salah satunya..bermain hom pim pa...

mo uplod foto-foto itu juga ah...

enjoy PPL sangat...

Baca selengkapnya »
 

Copyright © 2012 • Piece ♥f SHA