" Hallo...Assalamualaikum.."
“ Walaikumsalam Dek..di deket rumah mu ada bakso enak gak sih? “
“ Maksudnya?? “
“ Aku mo ngajakin kamu makan bakso..”
“ Asyik..uum,,ada sih mas..di baratnya rumahku ada, di
timurnya juga ada mas..”
“ Abis magrib ya,,aku ke rumah..ntar juga mo ngobrol sama
bapak ibuk kamu..”
“ Hu’um...ok deh “
Adzan magrib berkumandang, Mirsha mondar-mandir di
teras..beberapa kali menengok ke arah jam dinding di ruang tamu. Berlari kecil
menuju kamarnya, merapikan dandannya yang sebenarnya sudah cukup rapi. Tapi
masih saja, menurutnya ada yang kurang pas. Lalu tiba-tiba Mama Mirsha masuk ke
kamarnya dan mendapati putri bungsunya itu mematut diri di depan cermin sambil
terus melempar senyum termanis di cerminnya.
“ Ehem..Sha..kamu kok senyum-senyum sendiri ? nanti pecah lo
cerminnya. “ goda Mama..sembari duduk di kasur Mirsha
Melihat dirinya diamati oleh Mamanya..Mirsha pun makin salah
tingkah.
“ Ah..Mama Mirsha kan jadi kaget.. “
“ Ada apa sih? Rapi banget..mo kemana?? “
“ Makan Bakso “
“ Idih..makan bakso aja kok pake dandan segala..kan makan
bakso di warungnya pak Misri..ah genit ah kamu Sha..”
“ Aduh,,Mama ah..nanti tuh spesial..”
“ Pake telor?? Baksonya dikasih telor?? “
“ Um...Mama..becandain Mirsha terus..nanti..ada temen Mirsha
yang mo maen kerumah..mau kenalan sama Mama, sama Abah juga.. “
Mama hanya tersenyum simpul..menatap Mirsha lekat-lekat dan
merapikan jilbab yang dipake oleh putrinya tersebut.
“ Kamu udah dewasa ya Sha..Mama seneng..kamu tumbuh jadi
anak baik..yah semoga teman kamu itu baik juga orangnya “
Mirsha memeluk Mamanya dengan lembut.
“ Mirsha..masih anak Mama yang manja kok.. “
“ Ah..malu dong..kan udah punya pacar.. “
“ Yeee..Maaaaah,, kita gak pacaran Mah...”
“ Trus??”
Suara Mama terpotong ketika terdengar suara deru mesin motor
masuk kehalaman rumah mereka. Keduanya saling pandang, senyum Mirsha pun terkembang.
“ Itu temen kamu? “
“ Iya kali Mah..”
Mama mengintip di balik jendela kamar Mirsha. Namun suara
salam keburu di dengar oleh Mama dan Mama pun menyahut.
“ Malem ibu,, dek Mirsha ada ? “
“ Iya ada Mas..mari-mari masuk, Sha...ada temen kamu
nih..buruan keluar nak..”
Dalam kamar Mirsha salah tingkah..air mukanya berubah
kemerahan, seperti tomat merah yang sudah ranum. Beberapa kali dia bercermin
dan bercermin. Lalu dengan sedikit bergetar Mirsha pun keluar kamar untuk
menemuinya. Dengan sedikit canggung mereka un bersalaman untuk kedua kalinya.
Senyum terkembang saat mereka saling bertatap mata. Melempar
senyum lalu tawapun pecah. Keduanya sangat canggung, tapi rasa canggung itu
sirna tatkala obrolan pun mulai bergulir.
“ Jauh ya mas..rumahku ?”
“ Lo...ya enggak to dek, tinggal lurus aja kan dan sedikit
berbelok “
“ Ketemu kedua kalinya kan ? “
“ Hehe,, iya.. “
Keduanya pun kembali terduduk dengan senyum malu-malu
tersungging di bibir masing-masing. Lalu Mama datang dengan memberi nampan
cangkir minum untuk mereka berdua. Mas pun memperkenalkan diri ke Mama. Mirsha
yang melihat kejadian itu terlihat kikuk dan malu-malu. Obrolan antara Mas dan
Mamapun tergulir..beberapa kali tawa pecah dalam suasana santai malam itu.
“ Ayo silahkan ngobrol nya dilanjut, Mas cicipin kuenya.. “
Mas pun hanya mengangguk dan melempar senyum. Mirsha un ikut
tersenyum.
“ Aduh mas...Mama bisa minta tolong gak?anterin ke Perum
Dumai..Mama ada janji sama orang yang jual rumah. Bisa kan mas ? “
“ Oh iya buk..gak papa..saya malah seneng..”
Obrolan berlanjut di dalam mobil di sepanjang perjalanan
mereka ke perum Dumai. Beberapa kali salah masuk gang dan bertanya pada orang
tentang alamat rumah yang dimaksud. Sempat menunggu orang yang dimaksud. Mirsha
dan Mas pun melanjutkan obrolan mereka, saling bercerita tentang kegiatan
masing-masing setelah pertemuan mereka yang pertama, dan sudah 3 bulan lebih
gak berkomunikasi lagi.
“ Adek..kita kan mo maem bakso ya..eh nyampek sini “
“ Hehe..iya ya,, ya lain kali deh bisa maem bakso..gak papa
kan nganterin Mama..”
“ Ya gak papa..mas kan juga seneng, bisa ngobrol-ngobrol
juga.”
“ Iya ya,,ngobrol di gardu perum dumai gini, malem-malem
pisan..heheh..”
“ hahahah,,iya ya,,dikirain penjaga keamanannya “
Urusan Mama akhirnya selesai juga di perum dumai mereka
memutuskan untuk makan malam di sebuah resto yang menjual aneka macam sambal
dengan variasi tingkat kepedasan yang berbeda-beda.
“ Mama makasih banget lo ya mas..udah mau diajak muter-muter
cari rumah di dumai..”
“ Iya ibuk..gak papa..malah saya seneng banget bisa bantu..”
“ Iya la mendadak juga tadi ditelpon trus ayahnya Mirsha ya
pas aja lagi syukuran ke rumah tetangga. Jangan kapok lo ya..”
Tiba-tiba Ayah Mirsha pun sampai dirumah dan menghampiri
mereka di ruang tamu. Obrolan kembali tercipta dengan hangat. Malam ini,
kejadian yang tak akan terlupakan oleh Mirsha maupun mas..
To be Continued...
ada warna baru yang mulai melintang dan memayungi hari-hariku..
dan ketika aku terpagut
tak pernah aku begitu bersyukur..karna warna itu adalah kamu..
karuniaNYA..
yang kunanti..
0 komentar:
Posting Komentar