Sayang bangeeet....



Hari terakhir di kampung Doni.

Dan sejak kejadian itu pula, Bitha tak lagi tahu tentang Doni dan Naya. Dan Bitha juga tak ingin tahu tentang hubungan antara Doni dengan Naya, yang dia ingat betul betapa kuat usaha Naya untuk mendapatkan Doni, padahal Naya juga tahu keadaan Doni, Bitha bertambah kecewa karena Bitha tak seberani Naya untuk memperjuangkan perasaannya pada Doni. Dan pikiran-pikiran itu, membuat Bitha menangis di kaki senja di kampung ini.

Tiba-tiba Doni berada disampingnya, menggenggam tangan Bitha dan merangkulnya. Mata Doni dan Bitha beradu, deras air mata Bitha mengalir.
“ Kapan kamu berhenti menangis? “
Bitha terduduk lemas dengan wajah tertunduk di tutupi tangannya. Dan masih menangis.
“ Kamu nangisi siapa ? kenapa kamu ? aneh nangis sendiri ! “
Bitha semakin menangis, ditariknya tangan Bitha hingga membuat Bitha berdiri dengan wajah yang tertunduk Doni mengangkat wajah Bitha. Memeluk tubuhnya.
“ Inilah aku, still with me? Or go away ? “

Bitha melepas pelukan Doni, memandang Doni yang terperanjat kaget melihat gerakan reflek Bitha yang melepaskan pelukannya.
“ Gadis itu gimana? “ Bitha meletakkan tangannya ke dada Doni dan sambil beruraian air mata
“ Maafkan aku, aku hanya membantunya “
Doni kembali memeluk tubuh Bitha, tubuh keduanya tampak bercahaya karena tersirami warna jingga dari senja.

H.E.N.I.N.G
Keduanya melebur dalam perasaan yang dalam.
Hp Doni bergetar, satu pesan masuk.
From : Naya
Sayang, temui aku malam ini  J

Mata Bitha terbelalak membaca sms itu, dia mengernyitkan dahinya dan berjalan menjauh.
Doni menunduk,
“ Kamu...ngebantu apa ? “ tanya Bitha dengan suara rendah
Tubuh Doni menjauh..

“ Aku gak ngerti kamu sekarang...kamu bertanya... still with me? Or go away ? dan penjelasan apa yang ku dapat ? nothing...Nooool Besar Don...”
Tubuh Bitha menghilang di telan senja. Dan ketika Doni berbalik..Bitha sudah hilang.
Masih tak percaya, kejadian yang baru dialaminya. Dan ternyata ini nyata. Bodohnya Bitha merasa seluruh dunia menertawakannya. Meninggalkan Juna untuk yang lebih baik dia fikir. Dan ternyata...memang Juna yang terbaik. Ah, lagi-lagi Juna..Juna dan selalu dia..tapi kenyataannya disaat Bitha sangat perlu tempat berbagi duka, Juna yang tanpa sengaja hadir begitu saja. Dan Juna juga yang menyelamatkan Bitha dari aksi perampokan di rumahnya dulu. Kemana Doni ?

“ Ah, Doni memang sukanya main-main..nolong apaan itu ? aku Cuma dibohongin terus.. “ air matanya kembali terurai.
Diraihnya HP dan dengan cepat dia memencet nomor Juna..pilihan
Telpon ? gak ya?
Telpon ?
Gak ?
Telpon ?
Gak ?

Dering hp berbunyi dari Hp Bitha, di layar phonecell nya terlihat : Juna. Astaga..kenapa selalu orang ini  yang ada ? dan pilihan kembali mengelitik batik Bitha
Angkat ? gak ya?
Angkat ?
Gak ?
Angkat ?

“ Ah..biarin dulu aja lah..gak enak juga ntar keseringan ngobrol sama dia. Gak enak juga sama ceweknya. Tapi siapa sih ceweknya ? “
Rupanya, nada dering Bitha kembali berbunyi dan masih dari orang yang sama. Akhirnya Bitha mengangkat telpon itu.

“ Bitha,,,lama amat angkatnya ? “
“ Iya maaf, masih dikamar mandi. Ada pa Jun ? “
“ Aku jemput kamu sekarang ya...ini penting banget ! kamu tunggu sebentar. 5 menit lagi..aku sampek kok..ni tinggal lampu merah satu lagi dah masuk komplek kamu. Tungguin “

Klik!

Bitha mengamati layar HP nya, bingung. Dia segera mencuci mukanya yang terus berlinang air mata. Dan, benar juga gak sampek 5 menit Juna sudah menunggu Bitha diruang tamu.
“ Tumben, mau pergi kemana sih ? “
“ Kamu gak ada acara kan ? “
“ Hhmmm....gak ada sih...”
“ Kalau gitu buruan.... “ tangan Juna menggandeng Bitha..sejenak Bitha terperanjat.

“ ,,,,, ”
“ ....... “
Hening.

Mata mereka saling beradu dan Juna melepas genggamannya. “ Sory “. Bitha hanya tersenyum simpul. Juna memacu mobilnya dengan cepat.
“ Kenapa sih buru-buru ? ada apa Juna? Kenapa gak cerita dulu sih ? “ gerutu Bitha dengan kesal
Tapi, Juna masih saja tak bergeming. Dan suasana tercipta jadi canggung. Hening . 30 menit kemudian mereka sampai di sebuah resto yang malam itu ramai pengunjungnya.

“ Kita mau makan ? jauh amat..deket rumah kan biasanya kita makan. Itu dulu sih.. “ mata Bitha menyusuri area parkir.
Matanya menangkap mobil yang terpakir tidak jauh dari mobil Juna berhenti. Sesak terasa. Dia ingat sms yang diterima Doni tadi sore.
Jangan...jangan...  L

“ Bit...kali ini, aku tahu aku salah. Tapi aku gak mau kamu disakiti lagi. “
“ Maksudnya ? “
“ ya, kamu dah liat kan..” Juna menunjukkan mobil Doni
“ Di dalem...ada orang yang kamu kenal. Sama orang yang dijodohin sama aku Bitha..cewek itu yang dijodohin sama aku..dan ternyata apa sekarang ? “
“ jadi...Naya ? itu...”
Juna mengangguk..
Tangan Bitha menutup penuh mukanya. Berusaha menahan tangis yang tak mungkin terbendung. 5 menit...10 menit..15 menit...menit..menit yang berlalu begitu menyiksa. Menghujam jantungnya, ya Tuhan,,,pemandangan apa ini ?

Doni dan Naya keluar dari resto itu dengan mesra dan diselingi canda tawa. Mata Bitha tak bisa berbohong lagi. Dia menangis. Dan Juna terpaku melihat pemandangan itu
Hening.
Mobil Doni keluar dari area resto. Menuju kawasan pantai.
“ Mereka mau ke pantai...kita ikutin atau pulang Tha ? “
“ Kamu gak capek kan ? kamu kuat kan Juna ? ikutin mereka Plisss.... “

Juna mengangguk...mobil Doni dipacu dengan kecepatan cukup tinggi, hingga Juna kehilangan mereka. 20 menit kemudian... Juna berhasil menemukan mobil Doni. Tapi dalam keadaan kosong. Bitha keluar dari mobil, matanya menyusuri mobil Doni yang terpakir tak jauh dari bibir pantai. Dan kejauhan terlihat Doni dan Naya duduk di pasir malam itu.
Bitha berjalan gontai menghampiri Doni.
“ Udah puas Don ? “
Doni langsung balik badan dan kagetnya dia melihat Bitha sudah ada dibelakangnya. Disusul Juna dan Naya hanya menunduk..berjalan menjauh. Juna mengikuti Naya dari belakang. Mereka berjalan menuju mobil. 

Tinggal Doni dan Bitha
Hening tercipta. Bitha makin berurai air mata.
“ Aku capek Don...capek banget...kamu kenapa sih ? “
Doni hanya diam, menggoreskan namanya, Bitha, Naya, Juna..membuat garis yang menghubungkan mereka. Dan sampailah di titik.. dimana garis itu mengarah ke Bitha dan Juna.

“ Aku lakuin ini, agar kamu dengan....” ( tangan Doni menunjuk tulisan nama Juna yang dibuatnya di pasir )
“ Ok..kalau itu mau kamu... “ Bitha beranjak berdiri meninggalkan Doni
“ Tunggu Bitha...dengerin dulu...Bitha...”

Tanpa ada penjelasan...Bitha hanya berlalu menjauh...menghilang begitu saja...sedang Juna dan Naya juga telah pergi dari tempat itu. Bitha pulang dengan taksi. Dan dia hanya mengirim pesan singkat untuk Doni.

“ Bahagiaku bukan dengan orang lain. Bahagia ku ada di kamu. Bagaimana mungkin aku bisa bersama dengan orang yang tidak aku cintai. Kamu tak menginginkan aku. Semoga kamu bahagia. “

Doni terduduk lemas di atas pasir. Air matanya terurai.

Yah...terkadang..kita merelakan orang yang kita cintai pergi karena kita berfikir tak mampu membuatnya bahagia. Seharusnya, kita lebih bijak. Berusaha sekuat tenaga membuat orang yang kita sayangi..bahagia dengan kita.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2012 • Piece ♥f SHA