Hari terakhir di kampung Doni.
Dan sejak
kejadian itu pula, Bitha tak lagi tahu tentang Doni dan Naya. Dan Bitha juga
tak ingin tahu tentang hubungan antara Doni dengan Naya, yang dia ingat betul
betapa kuat usaha Naya untuk mendapatkan Doni, padahal Naya juga tahu keadaan
Doni, Bitha bertambah kecewa karena Bitha tak seberani Naya untuk
memperjuangkan perasaannya pada Doni. Dan pikiran-pikiran itu, membuat Bitha
menangis di kaki senja di kampung ini.
Tiba-tiba Doni
berada disampingnya, menggenggam tangan Bitha dan merangkulnya. Mata Doni dan
Bitha beradu, deras air mata Bitha mengalir.
“ Kapan kamu
berhenti menangis? “
Bitha terduduk
lemas dengan wajah tertunduk di tutupi tangannya. Dan masih menangis.
“ Kamu nangisi
siapa ? kenapa kamu ? aneh nangis sendiri ! “
Bitha semakin
menangis, ditariknya tangan Bitha hingga membuat Bitha berdiri dengan wajah
yang tertunduk Doni mengangkat wajah Bitha. Memeluk tubuhnya.
“ Inilah aku,
still with me? Or go away ? “
Bitha melepas
pelukan Doni, memandang Doni yang terperanjat kaget melihat gerakan reflek
Bitha yang melepaskan pelukannya.
“ Gadis itu
gimana? “ Bitha meletakkan tangannya ke dada Doni dan sambil beruraian air mata
“ Maafkan aku,
aku hanya membantunya “
Doni kembali
memeluk tubuh Bitha, tubuh keduanya tampak bercahaya karena tersirami warna
jingga dari senja.
H.E.N.I.N.G
Keduanya
melebur dalam perasaan yang dalam.
Hp Doni bergetar,
satu pesan masuk.
From : Naya
Sayang, temui aku malam ini J
Mata Bitha
terbelalak membaca sms itu, dia mengernyitkan dahinya dan berjalan menjauh.
Doni menunduk,
“ Kamu...ngebantu apa ? “ tanya Bitha
dengan suara rendah
Tubuh Doni menjauh..
“ Aku gak ngerti kamu sekarang...kamu
bertanya... still with me? Or go away ? dan penjelasan apa yang ku dapat ?
nothing...Nooool Besar Don...”
Tubuh Bitha menghilang di telan senja.
Dan ketika Doni berbalik..Bitha sudah hilang.
Masih tak percaya, kejadian yang baru
dialaminya. Dan ternyata ini nyata. Bodohnya Bitha merasa seluruh dunia
menertawakannya. Meninggalkan Juna untuk yang lebih baik dia fikir. Dan ternyata...memang
Juna yang terbaik. Ah, lagi-lagi Juna..Juna dan selalu dia..tapi kenyataannya
disaat Bitha sangat perlu tempat berbagi duka, Juna yang tanpa sengaja hadir
begitu saja. Dan Juna juga yang menyelamatkan Bitha dari aksi perampokan di
rumahnya dulu. Kemana Doni ?
“ Ah, Doni memang sukanya
main-main..nolong apaan itu ? aku Cuma dibohongin terus.. “ air matanya kembali
terurai.
Diraihnya HP dan dengan cepat dia
memencet nomor Juna..pilihan
Telpon ? gak ya?
Telpon ?
Gak ?
Telpon ?
Gak ?
Dering hp berbunyi dari Hp Bitha, di
layar phonecell nya terlihat : Juna. Astaga..kenapa selalu orang ini yang ada ? dan pilihan kembali mengelitik
batik Bitha
Angkat ? gak ya?
Angkat ?
Gak ?
Angkat ?
“ Ah..biarin dulu aja lah..gak enak
juga ntar keseringan ngobrol sama dia. Gak enak juga sama ceweknya. Tapi siapa
sih ceweknya ? “
Rupanya, nada dering Bitha kembali
berbunyi dan masih dari orang yang sama. Akhirnya Bitha mengangkat telpon itu.
“ Bitha,,,lama amat angkatnya ? “
“ Iya maaf, masih dikamar mandi. Ada
pa Jun ? “
“ Aku jemput kamu sekarang ya...ini
penting banget ! kamu tunggu sebentar. 5 menit lagi..aku sampek kok..ni tinggal
lampu merah satu lagi dah masuk komplek kamu. Tungguin “
Klik!
Bitha mengamati layar HP nya, bingung.
Dia segera mencuci mukanya yang terus berlinang air mata. Dan, benar juga gak
sampek 5 menit Juna sudah menunggu Bitha diruang tamu.
“ Tumben, mau pergi kemana sih ? “
“ Kamu gak ada acara kan ? “
“ Hhmmm....gak ada sih...”
“ Kalau gitu buruan.... “ tangan Juna
menggandeng Bitha..sejenak Bitha terperanjat.
“ ,,,,, ”
“ ....... “
Hening.
Mata mereka saling beradu dan Juna
melepas genggamannya. “ Sory “. Bitha hanya tersenyum simpul. Juna memacu
mobilnya dengan cepat.
“ Kenapa sih buru-buru ? ada apa Juna?
Kenapa gak cerita dulu sih ? “ gerutu Bitha dengan kesal
Tapi, Juna masih saja tak bergeming.
Dan suasana tercipta jadi canggung. Hening . 30 menit kemudian mereka sampai di
sebuah resto yang malam itu ramai pengunjungnya.
“ Kita mau makan ? jauh amat..deket
rumah kan biasanya kita makan. Itu dulu sih.. “ mata Bitha menyusuri area
parkir.
Matanya menangkap mobil yang terpakir
tidak jauh dari mobil Juna berhenti. Sesak terasa. Dia ingat sms yang diterima
Doni tadi sore.
Jangan...jangan... L
“ Bit...kali ini, aku tahu aku salah.
Tapi aku gak mau kamu disakiti lagi. “
“ Maksudnya ? “
“ ya, kamu dah liat kan..” Juna
menunjukkan mobil Doni
“ Di dalem...ada orang yang kamu
kenal. Sama orang yang dijodohin sama aku Bitha..cewek itu yang dijodohin sama
aku..dan ternyata apa sekarang ? “
“ jadi...Naya ? itu...”
Juna mengangguk..
Tangan Bitha menutup penuh mukanya.
Berusaha menahan tangis yang tak mungkin terbendung. 5 menit...10 menit..15
menit...menit..menit yang berlalu begitu menyiksa. Menghujam jantungnya, ya
Tuhan,,,pemandangan apa ini ?
Doni dan Naya keluar dari resto itu
dengan mesra dan diselingi canda tawa. Mata Bitha tak bisa berbohong lagi. Dia
menangis. Dan Juna terpaku melihat pemandangan itu
Hening.
Mobil Doni keluar dari area resto.
Menuju kawasan pantai.
“ Mereka mau ke pantai...kita ikutin
atau pulang Tha ? “
“ Kamu gak capek kan ? kamu kuat kan
Juna ? ikutin mereka Plisss.... “
Juna mengangguk...mobil Doni dipacu
dengan kecepatan cukup tinggi, hingga Juna kehilangan mereka. 20 menit
kemudian... Juna berhasil menemukan mobil Doni. Tapi dalam keadaan kosong.
Bitha keluar dari mobil, matanya menyusuri mobil Doni yang terpakir tak jauh
dari bibir pantai. Dan kejauhan terlihat Doni dan Naya duduk di pasir malam
itu.
Bitha berjalan gontai menghampiri
Doni.
“ Udah puas Don ? “
Doni langsung balik badan dan kagetnya
dia melihat Bitha sudah ada dibelakangnya. Disusul Juna dan Naya hanya
menunduk..berjalan menjauh. Juna mengikuti Naya dari belakang. Mereka berjalan
menuju mobil.
Tinggal Doni dan Bitha
Hening tercipta. Bitha makin berurai
air mata.
“ Aku capek Don...capek banget...kamu
kenapa sih ? “
Doni hanya diam, menggoreskan namanya,
Bitha, Naya, Juna..membuat garis yang menghubungkan mereka. Dan sampailah di
titik.. dimana garis itu mengarah ke Bitha dan Juna.
“ Aku lakuin ini, agar kamu dengan....”
( tangan Doni menunjuk tulisan nama Juna yang dibuatnya di pasir )
“ Ok..kalau itu mau kamu... “ Bitha
beranjak berdiri meninggalkan Doni
“ Tunggu Bitha...dengerin
dulu...Bitha...”
Tanpa ada penjelasan...Bitha hanya
berlalu menjauh...menghilang begitu saja...sedang Juna dan Naya juga telah
pergi dari tempat itu. Bitha pulang dengan taksi. Dan dia hanya mengirim pesan
singkat untuk Doni.
“ Bahagiaku bukan dengan orang lain. Bahagia
ku ada di kamu. Bagaimana mungkin aku bisa bersama dengan orang yang tidak aku cintai.
Kamu tak menginginkan aku. Semoga kamu bahagia. “
Doni terduduk lemas di atas pasir. Air
matanya terurai.
Yah...terkadang..kita
merelakan orang yang kita cintai pergi karena kita berfikir tak mampu
membuatnya bahagia. Seharusnya, kita lebih bijak. Berusaha sekuat tenaga
membuat orang yang kita sayangi..bahagia dengan kita.
0 komentar:
Posting Komentar