" Sajak untuk tembok sebelah "
Keheningan malam melambungkan Tanya
Sedang apa gerangan kau disana
Tersekat derita dan kerinduan yang menyala
Membuatku terduduk lemas menatap hampa
Biarkan matahari menyengat
Atau kita menunggu bulan separo
Saat yang tepat untuk ungkapkan duka dan cerita penghibur lara
Aku tersentak ketika melihatmu terdiam nanar
Mengamati polah awan yang mempermainkan matahari
Hingga membuat sinarnya tertutupi
Ada apa??
Bagaimana dengan mu??? Bagaimana burung kertas itu apakah sudah berkicau???
Ah…bodohnya, bagaimana mungkin berkicau, terbang menghampirimu saja dia tak sanggup
Lalu, bagaimana aku menghampirimu
Kalau matamu saja selalu menjauh dari tubuhku
Bagaimana aku bisa bercerita kalau kau menutup telingamu
Bagaimana caranya kau tahu aku mencintamu
Kalau kau selalu menjauh dari pandangan mataku
Apakah dengan terus melihatmu…kau akan mengerti???
Katakan sesuatu, jangan terdiam dan menunduk sedih
Tatap aku….
Jangan berlalu…tetaplah disitu, di tembok sebelah yang tebal dan semakin sulit kutembus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar