" Met Bobok...LOve YoU "
Pukul 06.35
WIB
“
Aduh...catatanku matematika dimana sih ? kenapa bisa gak ada. “
Tanganku
masih menyusuri tiap sudut di kamar, terduduk lemas rambutku yang kusisir rapi
pun kandas. Berantakan lagi.
“ May.....cepat turun,, ayo sarapan. Sudah siang May.... “ teriak mama dari bawah.
Nafas panjang
dan berat terlempar di pagi hari ku cerah. Gak habis pikir, bisa ceroboh
melupakan catatan matematika ku. Ku putuskan untuk tidak sarapan dan bergegas
menuju sekolah. Bis-bis pun penuh berdesakan dengan orang-orang, kepul asam
dari knalpot, rokok menjadi pewangi yang hangat di tiap pagiku.
Pukul 07.00 WIB
Masuk gerbang
sekolah yang setengah tertutup rapat, ku percepat langkah dengan setengah
berlari. Kemudian terdengar klakson mobil dari arah belakangku dan krrreeeeeeeeeeeeeeekkk....
Terbukalah
gerbang itu dengan lebar...
Langkahku
terhenti, yeah...kesempatan bagus..makin berlari kencang. Dan
wuuuuuuuusss....masuk lah ke kelas. Senyum terkembang dari Santi, teman
sebangku ku. Melambaikan tangan dan menyuruhku segera masuk ke dalam kelas.
Hingga...
Bruuuuuuuuuuuuuk, terjatuh...aku terjatuh...
“ Aaaaooooow.... “
Mataku menyusuri sosok yang telah berdiri di depanku, melempar pandangan angkuh dan bergegas menjauh. Setengah berdiri dan membersihkan rok ku.
“ Ya,,,gitu deh, pura-pura gak ngrasa salah..pergi aja jauh-jauh sonooo “ gerutuku
Tubuhnya
berhenti dan berbalik. Dari ujung kaki sampai kepala...selalu saja akan
menghadirkan tanya.
“ Ya
Tuhan...kenapa salah satu makhluk indahMu tersesat di sini ? “ kataku lirih
“ Kamu gak
papa ? “
“ Gak kok...Ren
“
Ku banting diriku,dengan muka yang makin kusut. Dan pelajaran matematika dimulai..
“ Keluarkan
buku catatan kalian...ibu akan periksa catatan yang kalian buat “
“ Mati deh
gue Saan... “
“ Kenapa loe...
“
“ Catatan gue...catetan
gue raib... “
“
Mayaaaa...dasar ceroboh “
Tertunduk lemas dan pasraaah...
Dan, sepanjang hari yang lelah...karna catatan ku yang raib, baju seragam yang kotor, datang terlambat dan ikut tambahan pelajaran Bahasa Inggris dengan pak Rona. Guru favorit...setidaknya bagi mereka yang memang jago bahasa inggris. Sedang aku, cukup mengerti saja dan ikut-ikutan. Dan kenapa aku harus selalu mengikuti tambahan pelajaran dengan anak-anak super seperti mereka*.
Setidaknya aku kenal beberapa anak disini, ya mereka bisa membantuku.
*( kau
tahu..jika aku bisa menggambar..maka aku akan menggambar sekelompok bule dengan
begitu bagus dan mereka sedang melakukan CONVERSATION-
yah..C-O-N-V-E-R-S-A-T-I-O-N.) * J
“ May...mau
pulang bareng gak ? hari ni dijemput sama Ayah dan sekalian mo makan.. gimana ?
“
Ah,, tawaran yang menggiurkan...tapi, karna soal bajuku yang lusuh membuatku merasa..gak deh kalo harus ikut makan sama Sinta. Karna bajuku yang kotor ini. Oooh,
“ Aduh
Santi..gue gak bisa ikut. Gak mood banget, makasih ya...gue jalan kaki saja
lah. Sambil inget-inget catatan gue. “
“ Loe yakin ?
“
Dengan
anggukan mantab dan senyum yang lebar menolak ajakan Santi. Dan
Santi..meninggalkan ku di tengah taman sekolah. Huft...berjalan menyusuri
trotoar...dengan pikiran penuh dengan pola-pola dari buku catatanku. Oh,,
kemana sih ?
Gak sadar....awan-awan mulai berderet, membentuk pola-pola. Dan...bulir-bulirnya yang bening...berjatuhan.
“Oh,,,,bagus
deh..lengkap sudah. “
Berlari
dibawah hujan..dan merasa, kenapa jarak rumah semakin jauh ? akhirnya...aku
putuskan berhenti di sebuah gazebo taman komplek rumah. Menikmati hujan.
“ Loe kenapa
? “ Tanya Santi. Dan tangannya menempelkan tanganya ke dahiku.
“ Biasalah
Sant....beberapa hari ni kehujanan. Kurang tidur. Dan.... “
“
Dan...loe...mikirin catatan ini “ dari balik tangan Santi muncullah buku dengan
pola polkadot warna warni. Setengah tak percaya, tanganku langsung meraihnya.
“ Dapet
dimana loe San ? ini beneran ? “
Santi mengangguk mantap..dan menunjuk ke arah Rendy. Dan senyumku terkembang, dengan berlari penuh semangat tanpa menghiraukan Santi aku bergegas menuju ke kantor guru. Menemui Miss Susi. Guru matematika ku yang seminggu yang lalu menghukumku karena aku tidak mengumpulkan catatan. Padahal taulah..catatan itu raib. Dan kini,tawa kemenangan ada di pihakku. Berhasil membuat Miss Susi menarik lagi kata-katanya.
Tapi,,,kantor guru seakan sangat jauh...dinding-dinding kelas mulai berjalan dan berputar..putar...pening...suara anak-anak di koridor sekolah samar-sama terdengar..dan Santi yang berjalan dibelakangku. Hanya mengucap kata-kata yang entah tak ku mengerti.
Brrruuuuuuuuuuuuuuuuuuk....
“ Tante...tenang, kata dokter...Maya gak papa kok tan...tante jangan nangis terus ya,, “
Klik.
“ Tadi..gue baru aja telpon orang tua Maya dirumah..ngabarin anaknya yang pingsan..emang cuma pingsan dan Maya lupa bawa obatnya. Ya gini deh.. “
“ Emang..dia
sakit apa San ? “
Santi hanya tersenyum renyah...
“ Dia gak
sakit kok Ren...dia Cuma butuh istirahat. Dan gak lupa minum obat-obatnya. Gitu
saja. “
“ Ada yang
loe sembunyiin dari Gue kan San ? ada apa ? Gue juga sayang sama Maya San...dan
kita orang yang sama-sama sayang sama Maya...harus kerja sama kan buat jagain
dia.“
Sayup-sayup terdengar mereka mengobrol disampingku...dan mata ku yang berat memaksaku untuk...tidur sejenak.
Knock..knocck...
Treeeeeeet,,,,derit
pintu kamarku terbuka, dari balik pintu itu terlihat orang yang ingin aku lihat
setelah aku buka mata.
“ Udah baikan ? “ tanya Rendy. Dari balik punggungnya dia mengeluarkan bunga Rose dan sekotak coklat almond terbungkus warna silver. Berkilat, dan senyumku terkembang. J
Aku hanya
mengangguk dan membenarkan posisiku tidurku menjadi duduk. Tangannya hangat
membantuku melakukannya. Terkadang ingin pindah posisi jadi duduk saja, aku gak
sanggup. Dan hari ini pun begitu. Rendy duduk di ranjangku juga.
sanggup. Dan hari ini pun begitu. Rendy duduk di ranjangku juga.
“ Makasih..seharusnya..loe telpon dulu, gue pengen tampil cantik depan lo Ren...gak kotor dan gak bau...walaupun Cuma sekali. “
Telapak tangannya menggenggam tanganku, mengecup dahiku dengan lembut.
“ Just..being you...n i still loving you.. cepat sembuh ya “
Rasanya..rasa...rasanya...leeegaaaa banggett J
Rendy gak
bisa lama-lama jenguk gue...dia harus ikut bimbel di sekolah dengan
Santi..mereka pamitan sama Gue...jadi sedih kalau ternyata karna Cuma sakit
perut ini dan beberapa kali jatuh pingsan dan mimisan..bisa bikin gue gak masuk
sekolah seminggu.
“ Maya...makan buburnya dulu dong...kamu mau kemana ? “
Kaki ku
terhenti di depan pintu, membenarkan sepatu ku dan tersenyum lebar ke arah
Mama.
“ Maya, Cuma
mau keliling sebentar Ma...jenuh tau Ma, dikamar terus...Cuma muter komplek
saja kok...daaaa Ma.... “
“ Hati...hati
kamu..jangan lupa bawa HP..bukan I-pod....kemarin kamu salah bawa terus..Mama
jadi panik.“
“ Iya ma....tenang aja...Maya baik-baik saja kok ”
Sejurus
kemudian, sampailah aku di taman komplek rumah yang hanya berjarak beberapa
blok dari rumahku. Memainkan HP..memilih list-list musik favorit, dan.... Karen
Carpenter: Close To You...menemaniku duduk termangu di tengah senja. Berharap
Rendy.. ada disini. J
Jemariku
menyusuri note-note yang ada di list HP. Lupa, besok adalah ulang tahun
Rendy...yah.. Rendy...buru-buru beranjak dari tempat duduk ku. Langsung menuju
ke Mall terdekat. Pengen beliin Rendy sepasang jam tangan yang sama denganku.
Semua barang
dan persiapan pesta kejutan untuk Rendy sudah siap. Tinggal besok..yah,,tinggal
besok...sepanjang jalan pulang..senyumku terus berkembang...hujan yang turun
malam ini, dan HP ku yang terpaksa mati, karena low bat pasti akan membuat mama
sangat kwatir, tapi aku harap mama tidak sekawatir biasanya..
Jalanan malam ini macet total..hujan yang turun membuat banjir, genangan air ada dimana-mana. Tinggal beberapa blok menuju ke rumah, sedikit berbasah ria sepertinya tidak masalah.
Aku berjalan menuju rumah, melewati mobil-mobil yang terpaksa harus ngetime beberapa saat karena macet. Buru-buru berlari menyeberang jalan dengan hujan yang cukup deras....
Cciiiiiiiiiiiiiiiiiitttt....brrrrruuuuuuuuuuuuuuuuk....
Mataku
berputar, tak sadarkan diri.
Tit...tit...tit...bunyi
beberapa mesin dari kabel-kabel yang terpasang di tubuhku membuatku ingin
bangun dan melepas semuanya. Aku bisa melihat tubuhku, aku bisa melihat
orang-orang yang berlalu lalang. Beberapa suster masih membersihkan lukaku..darah
segar masih beberapa kali mengucur dari pelipis kananku...belum sempat
dibersihkan. Ada 2 orang dokter yang memeriksaku.
Aku bisa
melihat tubuhku....
Mama menangis sejadinya...Ayah berbincang dengan dokter. Dan ketika Santi tiba tangis kembali pecah. Santi memeluk erat tubuh mama yang renta, wajah mama pucat. Aku tak bisa melakukan banyak hal. Ingin menenangkan mama, aku baik-baik saja ma.
Hujan rintik masih turun pagi ini..Mama, Ayah menungguku diluar. Wajah mereka tampak sangat lelah..dan aku, masih mendengar alat-alat yang terpasang di tubuhku. Mama membuka pintu dan duduk disamping ranjang.
“
Maya...bangun nak...sudah pagi...nanti kamu telat masuk sekolah “ kata-kata nya
terbata-bata dengan menahan tangis.
“ Ma...sabar
ya...Maya pasti kuat Ma...” Kata ayah menenangkan Mama.
Tak lama
kemudian, datanglah Rendy. Mama dan Ayah menunggu diluar.
Aku terus
mencoba membuka mata ku yang berat. Aku kuat dan aku pasti bisa. Walau berat.
Perlahan tanganku bergerak sedikit..menyentuh jemari Rendy dan membuatnya
kaget. Lalu mataku mulai kubuka. Terlihat senyum Rendy yang terkembang..Rendy
menghampiri orang tuaku. Mereka bertiga kembali lagi dan kini disampingku. Lalu
Ayah memanggil dokter. Hanya 1 dokter yang memeriksa tubuhku. Tanganku terus
menunjuk beberapa kantung plastik yang aku beli untuk Rendy. Dan mama
mengambilkannya.
Rendy membuka
bungkusan plastik itu, dan mengambil jam lalu memakainya..salah satunya
dipakaikan untukku.
“ Ini pasti
kado ulang tahunku kan ? makasih ya Maya... “
Air mataku berlinang...senyum terkembang diantara selang-selang nafas diwajah ku...aku ingin menyampaikan sesuatu..aku ingin bilang sama Rendy..tapi, nafasku berat. Mataku berputar. Suara-suara dari mesin-mesin itu semakin meninggi, tubuhku bergetar.
Suara mesin
berderit panjang...tangis Mama pun pecah sejadi jadinya...wajah Rendy pucat dan
suasana berubah. Masih hujan rintik yang mengguyur dengan lembut. Aku meilhat
Rendy duduk lemas dan Santi menangis di bahunya..dua orang yang aku sayangi.
Mobil Rendy
terpacu dengan cukup santai.. menikmati hujan yang terus mengguyur sejak pagi,
pulang dari mengantarku..sayup-sayup lantunan lagu dari padi menemaninya pulang
ke rumah. Pulang dengan hari baru. Dan aku, duduk disamping
kemudinya..melihatnya..dari jauh. Perlahan..suatu hari nanti.
“ Tetaplah
menjadi bintang dilangit...agar cinta kita akan abadi...biarlah sinarmu tetap
menerangi alam ini, agar menjadi saksi cinta kita....berduaaaaaa.... “
Lagu Padi
menemaninya membelah jalanan yang basah.
0 komentar:
Posting Komentar